PALOPO — Korban gempa dan tsunami Palu-Donggala Provinsi Sulawesi Tengah mengungsi ke sejumlah daerah, daerah di mana keluarga mereka berada.
Termasuk di Kota Palopo. Data Dinas Sosial Kota Palopo hingga Kamis (4/10/18) pagi, sudah terdata ada 60 korban gempa yang masuk ke kota idaman, julukan Palopo.
Kepala Dinas Sosial Palopo, M Tahir mengatakan korban gempa dan tsunami tersebar di sejumlah kelurahan yang ada di Palopo. M Tahir merincikan, sebanyak 26 orang di Kelurahan Sampoddo, 13 orang di Kelurahan Murante, 12 orang di Kelurahan Pattene dan 9 di Kelurahan Pontap.
“Dari total itu, sebanyak 14 adalah anak-anak. Rata-rata mereka murni orang Palu namun memiliki keluarga di Palopo,” kata M Tahir.
Pihak Dinas Sosial sendiri bersama pemerintah setempat, Basarnas dan masyarakat berupaya memberikan bantuan semaksimal mungkin.
“Korban yang masih tercatat sebagai anak-anak kami laporkan ke Kementerian Sosial. Mereka akan didampingi oleh pekerja sosial untuk memulihkan kondisi psikis dan jiwa mereka,” sebut M tahir.
Sementara untuk korban lainnya kata M Tahir trauma dan tidak mau ditemui oleh pemerintah. “Semua korban kecuali yang berada di Kelurahan Sampoddo itu trauma. Mereka mengurung diri dalam kamar, tidak mau ditemui oleh siapapun,” jelas M Tahir.
M Tahir menyampaikan kepada seluruh masyarakat Palopo jika menemukan korban gempa dan tsunami ke Palopo agar segera melaporkannya ke Dinas Sosial.
“Kami mohon untuk disampaikan, supaya kami bisa data dan berikan bantuan. Sudah ada beberapa korban yang transit di Palopo. Kami carikan kendaraan untuk pulang ke kampung halamannya, termasuk memberikan mereka uang makan selama dijalan,” tandasnya. (asm)