Top News: Ritual Sesat di Bantaeng Anak Kandung Sendiri Dibantai, Lutra Catatkan 2 Lagi Kasus Positif Covid-19 Teranyar, Kasus Positif Kedua di Palopo Ternyata Seorang “Nakes”

2955
Gambar Ilustrasi: 3 Berita Terpopuler hari Ini (koranseruya.com)
ADVERTISEMENT

KORANSERUYA–Sepanjang hari Minggu ini, edisi 10 Mei 2020, tiga berita terpopuler dan paling banyak dibaca adalah kasus ritual aneh di Bantaeng, dimana satu keluarga tega membantai anak kandungnya sendiri. Selain itu, berita seputar Covid-19 masih dominan menghiasi laman media online Indonesia termasuk koranseruya.com. Kasus bertambahnya lagi kasus positif di Luwu Utara dan kota Palopo menjadi berita paling hangat pekan ini, berikut rangkuman beritanya.

Dua Kasus Positif Covid-19 Terbaru Lutra Lagi-lagi Klaster Temboro

ADVERTISEMENT

LUWU UTARA–Kasus positif covid-19 di Luwu Utara kembali bertambah sebanyak dua kasus per tanggal 10 Mei 2020, sehingga total ada 27 kasus terkonfirmasi positif sampai hari ini. Hal ini diungkap Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Luwu Utara, Komang Krisna, Minggu (10/5/2020), di Masamba.

“Kasus positif kembali bertambah dua, semuanya berasal dari cluster Temboro yang tersisa, masing-masing dengan inisial AI (17 tahun) yang beralamat di Masamba dan NH (12) beralamat di Baebunta,” ungkap Komang. Dua kasus positif ini, sebut dia, sudah termasuk ke dalam 42 spesimen yang diperiksa di BBLK yang hasilnya telah keluar hari ini, dari 50 spesimen tersisa.

ADVERTISEMENT
Sumber: https://covid19.sulselprov.go.id/pages/peta#

“40 spesimen lainnya juga telah keluar, dengan hasil negatif,” ungkapnya. Ia menyebutkan, 40 spesimen yang hasilnya negatif adalah hasil contact tracing yang dilakukan Tim Gerak Cepat Dinas Kesehatan terhadap keluarga yang positif. “Jadi 27 kasus positif semuanya kasus imported case. Belum ada keluarga yang kontak erat terkonfirmasi positif, sehingga belum ada transmisi lokal di Luwu Utara,” terangnya.

“Masih ada 8 spesimen lagi yang belum keluar hasilnya, 5 PDP dan 3 hasil contact tracing. Kita masih menunggu proses pemeriksaan di BBLK,” sambungnya. Ada yang menarik disampaikan Komang. Salah satu santri yang terkonfirmasi positif hari ini adalah santri beralamat Masamba yang punya kesadaran tinggi datang ke posko TGC melakukan pemeriksaan dan pengambilan spesimen swab.

“Adik kita ini datang menemui kami di Posko TGC untuk dilakuan pemeriksaan. Dia ditemani oleh orang tuanya. Dan orang tuanya juga ikut memeriksakan diri karena mereka adalah kontak erat dengan adik kita ini,” ungkap Komang. Ia menyebutkan, apa yang dilakukan keluarga santri ini patut ditiru oleh masyarakat lainnya yang telah bepergian dari luar.

“Kami berharap masyarakat Luwu Utara yang merasa bepergian dari daerah terinfeksi covid-19 atau dari zona merah untuk bisa datang ke posko TGC Dinas Kesehatan di samping Gedung Pemuda Masamba untuk dilakukan pemeriksaan dan pengambilan swab hidung dan tenggorokan. Apa yang dilakukan adik kita ini patut diapresiasi,” pungkasnya. (LH)

info grafis: Kronologis Ny BJ warga Purangi Sendana hingga terpapar COVID-19 yang diumumkan Gugus Tugas, Sabtu 9 Mei 2020.(Ft: Koran Seruya/Icc)

Fakta Kasus Positif Covid-19 di Palopo, Ternyata Seorang “Nakes”

PALOPO–BJ, warga Perumahan Bukit Lewadang Purangi, Kelurahan Purangi, Kecamatan Sendana, Kota Palopo, dinyatakan positif Covid-19, Sabtu (9/5/2020) lalu.

Dia tercatat sebagai pasien positif ’02’ di kota ‘Idaman’ ini, setelah diisolasi bersama suami dan seorang anaknya usia 2 tahun sejak Selasa (5/5/2020) lalu, di RSUD Sawerigading Palopo.

Ditengah kabar kurang mengenakkan mengenai hasil uji FCR swab warga Palopo ini, ternyata dia juga tengah mengandung anak keduanya. Hal ini dibenarkan Direktur Utama RSUD Sawerigading Palopo, dr Nasaruddin Nawir.

“Pasien positif 02 ini tengah hamil dua bulan,” kata dr Nazarudidn.

Dikatakan, meski positif terpapar virus corona, secara medis, tidak mengganggu kehamilannya. “Insya Allah, kehamilannya tidak terganggu,” kata dr Nazaruddin yang juga dokter spesialis kandungan di Kota Palopo ini.

Sementara itu, juru bicara tim Gugus Penanganan Covid-19 Kota Palopo, dr Ishak Iskandar, mengatakan, pasien ’02’ ini dirujuk ke RS Wahidin Makassar untuk mendapatkan perawatan medis secara intensif. “Iya, kita rujuk ke RS Wahidin, berangkat nanti malam,” kata dr Ishak, Minggu pagi (10/5).

Jubir Covid-19 itu menambahkan jika pasien ’02’ ini dirujuk atas saran Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah. “Kita doakan semoga pasien 02 ini bisa segera sembuh selama dirawat di Makassar,” katanya.

BJ tercatat sebagai pasien kedua positif terpapar virus corona, setelah sebelumnya Hy, pasien 01 diumumkan positif Covid-19. Sejauh ini, Hy telah dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan intensif di RS Unhas Makassar.

Pasien 02 ini, adalah seorang tenaga kesehatan (Nakes) tepatnya apoteker (bagian farmasi) di Puskesmas Sendana Palopo. Ia diisolasi bersama suami dan anaknya di RSUD Sawerigading Palopo. Mereka diisolasi karena ditengarai terjangkiti dari keluarganya, seorang pelaut asal Bajo yang positif covid-19.

BJ bersama suami dan anaknya sempat kontak dengan pelaut tersebut, yang tidak lain kakak kandungnya sendiri. Saat kontak, Am, pelaut itu sempat makan kapurung bersama keluarganya, sehingga kasus ini dikenal dengan “Klaster Kapurung” di Parepare. (Iys)

Ritual Sesat di Bantaeng Anak Kandung Sendiri Dibantai

BANTAENG–Sebuah peristiwa mengenaskan dan bikin geger terjadi di Kampung Katabung, Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Bantaeng, Sabtu (9/5/2020) kemarin.

Seorang warga kampung, Darwis dan sejumlah anggota keluarganya yang diduga kesurupan mengamuk dan menyandera seorang warga bernama Ippang yang melintas di depan rumahnya. Seorang warga lainnya bernama Enal, berhasil lolos namun menderita luka tebasan parang di kepalanya.

Yang lebih mencengangkan dan membuat miris, dalam kondisi kerasukan, Darwis dan beberapa anggota keluarganya menggelar semacam ritual di salah satu kamar di rumahnya dan membantai anak gadisnya bernama Rosmini Binti Darwis (16 tahun) hingga tewas, seperti dikutip dari makassar.tv.

Rosmini yang masih pelajar itu meregang nyawa dengan sejumlah luka tebasan di kepala. Sedangkan Enal, warga Kampung Katabung, Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, saat kejadian berhasil menyelamatkan diri, namun ia harus pasrah menderita luka tebasan parang di kepalanya.

Ia pun segera dilarilan untuk mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Kassi-Kassi, Pajjukukang Bantaeng.

Aksi brutal dan mengerikan itu akhirnya berakhir sekira pukul 17.30 Wita saat Kapolsek Tompobulu Iptu Suhardi dan personelnya berhasil bernegosiasi dengan Darwis.

Saat ini Darwis dan anggota keluarganya yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 3 wanita telah diamankan di Mapolres Bantaeng.

Mereka yang diamankan masing-masing berinisial DG (50), A (50), RD (30), HD (28), ND (21), AD (20), SD (14), AJ (40), RA (24).

Namun, Polres Bantaeng yang telah menangani kasus ini, masih belum ingin membeberkan alasan dan motif pembunuhan ini.

Mereka berdalih masih mendalami kasus pembunuhan yang melibatkan satu keluarga tersebut.

“Kita masih dalami siapa pelaku utama yang eksekusi korban. Sedang didalami yang gorok leher korban sampai tewas. Termasuk juga motifnya,” kata Paur Subag Humas Polres Bantaeng, Aipda Sandri.

Pembunuhan ini membuat geger warga, pasalnya tak hanya membunuh anak kandungnya sendiri.

Warga yang melintas di depan rumah pelaku juga diadang menggunakan parang lalu kemudian di sandera.

Walhasil, 3 orang yang berhasil mereka sandera, yakni Sumang (45), Irfandi (18), dan Enal (25). (*/iys)

ADVERTISEMENT