Musim Buah dan Banjir Durian, Pedagang Ini Panen Rezeki

1327
Durian Fadil alias Cangkul Durian laris manis diserbu pembeli.
ADVERTISEMENT

Masamba — “Kalau rezeki, pasti tidak akan ke mana”. Ungkapan ini dilontarkan seorang pedagang bernama Fadil. Nama ini mungkin masih terdengar asing, tapi ketika menyebut nama Cangkul Durian, semua orang pasti tahu. Nama ini familiar di Luwu Utara, khususnya di Masamba. Ia dikenal sebagai pedagang durian. Durian yang ia jual pun digemari pembeli. Bahkan tidak sedikit pemesan dan pembeli datang dari luar Kabupaten Luwu Utara.

“Saat ini musim buah, dan tentunya banjir durian. Syukur Alhamdulillah, saya ucapkan atas segala nikmat yang diturunkan Allah Swt di atas bumi ini, khususnya di Kabupaten Luwu Utara. Daerah ini tanahnya subur, bagus untuk bercocok tanam, baik tanaman jangka pendek maupun tanaman jangka panjang,” ujar Cangkul saat ditemui di sela-sela ia melayani para pembeli buah durian di depan Kantor Bank Sulselbar Cabang Masamba, Jumat (8/3/2019).

ADVERTISEMENT

“Ini berkah bagi kita semua, termasuk saya, istri, dan anak saya tentunya,” sambungnya. Cangkul mengungkapkan, dengan berjualan durian di pasar dan pinggiran jalan, ia mampu menambah omzet hingga ratusan, bahkan jutaan rupiah setiap harinya, sehingga dengan sendirinya asap dapur rumah tangganya mengepul. “Selama musim buah tahun ini, Alhamdulillah, omzet kami bertambah. Semua karena Allah Swt,” katanya.

Sekadar diketahui, Cangkul bersama pedagang lainnya, tidak hanya berjualan di sekitaran pasar Masamba, tetapi juga hampir setiap hari mangkal berjualan di depan pelataran Kantor Bank Sulselbar Cabang Masamba Kelurahan Bone Tua. “Durian yang kami jual adalah hasil dari petani kita sendiri. Rasanya boleh dicoba, tidak kalah enak dengan durian dari daerah lain di Sulawesi Selatan ini,” terang Cangkul sambil tersenyum.

ADVERTISEMENT

Cangkul tidak hanya menjual durian lokal saja, tetapi juga durian otong. “Durian ini kami ambil langsung dari kebun petani kita sendiri,” ungkapnya. Tidak sedikit ASN Lutra maupun pegawai swasta berburu durian di lokasi tersebut. “Mereka berbondong-bondong ke sini. Takut tidak kebagian,” katanya lagi sambil tersenyum. Usai berbicang-bincang, Cangkul mengajak kami untuk makan durian. “Maiki kande durian,” katanya dengan bahasa daerah kental. (har)

ADVERTISEMENT