Niat Menikah, Jual Tea di Lapangan Pancasila, Pemuda Palopo Ini Sudah Raih Omset 200-an Juta Sebulan

20938
ADVERTISEMENT

PALOPO — Namanya Viqra Wardhana atau akrab disapa Viqra. Ia sosok pemuda milenial kelahiran Palopo tahun 1993. Tahun 2007 lalu, bersama grup band sekolahnya di SMA 1 Palopo, Nol Derajat, meraih juara pertama Lomba Band Pelajar Indonesia.

Berawal dari keinginannya untuk menikah, bersama dua orang temannya, ia menjual berbagai macam tea di sebuah gerobak di Lapangan Pancasila. Ada Green Tea, Thai Tea dan lainnya. Waktu itu sekitar 4 bulan lalu, Agustus 2018.

ADVERTISEMENT

Brandnya adalah Tuuk Tea. Tuuk berarti murah dalam bahasa Thailand. Tak disangka, Tuuk Tea cocok dengan selera masyarakat Palopo. Selain rasa yang berbeda harga satu cup atau gelas Tuuk Tea cukup murah. Hanya Rp 8 ribu.

” Di Lapangan Pancasila ada puluhan gerobak yang menjual Tea seperti kami. Kami mempertahankan rasa dan kualitas. Itu yang membedakan dengan yang lain. Satu lagi, murah,” kata alumni LP3i Makassar ini.

ADVERTISEMENT

Viqra rupanya paham betul memasarkan Tukk Tea. Ia menggunakan jejaring media sosial sehingga Tuuk Tea makin dikenal. Lantaran banyaknya peminat, karyawan kini tujuh orang. Pembeli atau pelanggan Tuuk Tea disebut Tuukteakers.

” Dari Senin sampai Jumat ada ratusan cup yang laku dalam semalam. Tapi kalau malam minggu bisa sampai seribu cup. Kalau cuaca lagi cerah,” katanya. Selain di Lapangan Pancasila saat malam, Tuuk Tea juga punya gerobak di depan SMP 1 Palopo yang melayani Tuukteakers dari pagi sampai jam 2 siang.

Viqra menceritakan modal awalnya mendirikan Tuuk Tea sekitar Rp 13 juta. Dari menjual alat, pinjaman teman termasuk hasil yang diperoleh saat menjadi Tim Media, calon Gubernur dan wakil gubernur Sulsel, Ichsan Yasin Limpo- Andi Mudzakkar.

Sejumlah video debat kandidat di Jakarta dan kampanye pasangan IYL- Cakka adalah hasil karyanya. Melihat potensi Tuuk Tea sejumlah pemilik brand terkenal ingin bekerjasama. Tapi ditolak. ” Kalau tidak salah ada 17 brand. Kami khawatir rasa tidak dipertahankan kalau dikelola orang lain,” katanya.

Dalam mengembangkan Tuuk Tea, Viqra punya suka duka. Awalnya, dari Lapangan Gaspa lalu pindah ke Lapangan Pancasila yang mulai ramai. Saat itu, Tuuk Tea adalah gerobak kedua yang menjual.

” Kami sempat 4 kali diusir Satpol PP di awal- awal menjual di Lapangan Pancasila,” ungkapnya.

Setelah berjalan tiga bulan, Tuuk Tea kini punya kendaraan operasional. Walaupun nyicil tapi dari hasil kerja keras.
Lantas berapa penghasilan Tuuk Tea dalam sebulan?

” Omzetnya kira- kira 200 an juta kotor.
Dalam satu gelas untungnya sekitar 20 persen,” katanya. Dengan penghasilan yang diraihnya, tahun depan Viqra berencana menikah dengan gadis impiannya.

” Waktu bulan Ramadan lalu saya berdoa, semoga usaha saya ini lancar sehingga bisa nikah. Alhamdulillah, kalau tidak ada halangan tahun depan nikahnya,” tutupnya. ( adn)

ADVERTISEMENT