JATENG–Kementerian Pertanian terus berupaya mendorong stabilisasi pasokan dan harga kedelai di tanah air.
Salah satunya, dengan memantau operasi pasar kedelai di Primkopti Brebes Sengkuyung, Jawa Tengah, Jumat (5/2/2021).
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyebut, bahwa upaya tersebut dilakukan untuk mendekatkan distribusi kedelai agar dapat menopang pengrajin tahu tempe yang dalam satu bulan terakhir mengalami permasalahan kenaikan harga.
Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi menegaskan upaya jangka pendek dalam mendorong stabilisasi pasokan dan harga dilakukan dengan mekanisme penyaluran langsung dari importir ke Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) di Pulau Jawa.
Melanjutkan Gerakan Stabilisasi Pasokan dan Harga Kedelai yang telah dilakukan di beberapa wilayah Pulau Jawa sebelumnya, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Risfaheri terus mengawal gerakan stabilitas kedelai ini serta memastikan bahwa di semua wilayah, harga yang sampai kepada pengrajin tahu dan tempe adalah Rp 8.500/kg.
“Upaya jangka pendek ini kita terus kawal, agar pengrajin tahu tempe dapat terus berproduksi dan konsumen juga mendapatkan harga tahu tempe tidak terlalu mahal,” ungkap Risfaheri dalam pernyataannya,
Dia pun berharap upaya stabilisasi pasokan dan harga kedelai dengan mekanisme pasokan kedelai langsung dari importir ke pengerajin tempe tahu melalui Gakoptindo. Sehingga dapat sama-sama menguntungkan, baik dari importir, Gakoptindo maupun pengrajin.
“Tentunya ke depan produksi dalam negeri akan terus ditingkatkan. Sehingga akan mengurangi ketergantungan kita dan produksi tahu tempe tidak terganggu fluktuasi harga kedelai impor,” tegasnya.
Sementara itu, Pengrajin Unit Pasar Batang Endang Sumiyati mengungkapkan sangat senang dengan adanya operasi pasar kedelai. Dia berharap kedelai yang diterima berkualitas baik dengan harga yang lebih murah dibanding harga pasar.
“Semoga dengan adanya Gerakan Stabilitas Kedelai ini harga kedelai yang tinggi di pasaran juga ikut turun,” jelasnya.
(*/iys)