OPINI : Pertanian Menjadi Potensi Agribisnis Masyarakat Desa Wiwitan Timur

401
Penulis : Suci Indah. (Foto : ist)
ADVERTISEMENT

Pertanian Menjadi Potensi Agribisnis Masyarakat Desa Wiwitan Timur

Penulis : Suci Indah
Mahasiswa IAIN Palopo

Desa Wiwitan timur adalah salah satu desa yang secara geografis terletak di Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Desa Wiwitan Timur merupakan sebuah desa pemekaran dari Desa Wiwitan Kecamatan Lamasi Kabupaten Luwu, hingga menjadi Desa Wiwitan Timur yang berdiri sejak tahun 2008 sampai sekarang dengan luas wilayah seluas 178,2389 Ha dengan jumlah pendududk sebanyak 2594 jiwa.

Desa Wiwitan Timur terbagi menjadi empat dusun yaitu Dusun Sentral, Dusun Wiwitan Timur, Dusun Grumbul Dua dan Dusun Grumbul Selatan. Desa Wiwitan Timur merupakan dataran rendah dan sebagian berdataran tinggi, dengan keadaan tanah yang subur dan agraris yang memiliki bermacam-macam suku yaitu Jawa, Bugis, Toraja dan dari daerah-daerah lainnya yang sudah lama membaur dan menetap di desa ini. Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Wiwitan Timur adalah sebagai petani.

Desa yang mayoritas mata pencahariannya sebagai petani ini memiliki potensi agribisnis pada dua sektor yaitu sektor pertanian dan sektor perkebunan. Potensi desa yang di maksud disini merupakan segenap sumber daya alam serta sumber daya manusia yang dimiliki Desa Wiwitan Timur. Sumber daya tersebut dianggap sebagai modal dasar yang nantinya dapat dikelola dan juga dikembangkan demi kepentingan, kelangsungan dan perkembangan desa.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2022 dengan Kepala Desa Wiwitan Timur yaitu Bapak Tumijo, penulis mendapatkan beberapa informasi terkait potensi yang dimiliki Desa Wiwitan Timur dan masalah yang dialami masyarakat serta solusi yang diberikan pihak desa untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi.

Dalam penjelasannya. Desa Wiwitan Timur bisa menjadi potensi agribisnis dengan berbagai elemen sektor termasuk pada sektor pertanian. Dimana dari segi sektor pertanian, potensi yang dimaksud disini adalah padi, melihat mayoritas masyarakat di Desa Wiwitan Timur adalah petani, maka sektor pertanian ini terus dikembangkan dan dikelola dengan baik agar mampu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Selain itu memiliki potensi di sektor perkebunan yang juga merupakan salah satu potensi yang unggul di Desa Wiwitan Timur, melihat mayoritas masyarakatnya juga berkebun, di desa ini buah yang berpotensi dan terus dikembangkan oleh masyarakat adalah buah semangka non biji.

Semangka non biji ini merupakan buah yang sangat banyak digemari oleh masyarakat serta merupakan tanaman yang sangat cocok ditanami di mana saja, baik di dataran rendah, menengah sampai dataran tinggi.

Dari hasil penjelasan Kepala Desa Wiwitan Timur, Bapak Tumijo, bahwa masih terdapat beberapa masalah yang dialami oleh para petani maupun pekebun dalam melakukan kegiatan agribisnisnya yakni.

“Masalah ketersediaan/pendistribusian pupuk pada sektor pertanian. Ketersediaan pupuk menjadi salah satu masalah yang dialami kebanyakan para petani di Desa Wiwitan Timur, banyak para petani yang mengeluhkan masalah terkait sedikitnya kuota pupuk yang tersedia tidak sebanding dengan kebutuhan petani.
Kemudian ketersediaan pupuk dan pemasaran pada sektor perkebunan dimana, masyarakat mengeluhkan kuota pupuk yang sedikit bahkan biasanya kosong, sehingga membuat para masyarakat mau tidak mau membeli dari pedagang dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan pupuk subsidi yang diberikan pemerintah.

Dari segi pemasaran buah semangka non biji, masyarakat juga mengalami masalah dari segi ongkos angkutan mobil yang mahal yang mengangkut hasil perkebunan masyarakat ke kota-kota besar. Apabila harga buah semangka non biji murah sedangkan ongkos angkutan mahal, maka tentunya tidak bisa menutupi antara untung yang didapatkan pedagang dengan perongkosan angkutan, atau dengan kata lain jadi tidak seimbang sehingga membuat masyarakat menjadi rugi.

Sehingga apabila ongkos angkutan mahal otomatis hasil perkebunan masyarakat tidak akan cepat disalurkan/didistribusikan dan mengakibatkan buah-buahan tersebut akan cepat busuk mengingat sifat produk perkebunan itu tidak tahan lama dan akhirnya akan menambah kerugian bagi masyarakat itu sendiri.

Biasanya hasil kebun buah semangka non biji di salurkan ke kota-kota besar seperti kota Makassar, akan tetapi beberapa bulan ini, Desa Wiwitan dan daerah Takalar melakukan panen raya secara bersamaan, sehingga hasil buah yang ada di Desa Wiwitan tidak bisa masuk ke Kota Makassar.

Dalam mengatasi permasalahan diatas ada beberapa solusi yang dilakukan pemerintah desa untuk mengatasi masalah yang dihadapai masyarakat dalam sektor pertanian dan perkebunan di Desa Wiwitan Timur yakni

Terkhusus permasalahan pupuk, biasanya pemerintah desa hanya bisa membantu menghubungi pihak-pihak supplier untuk menginformasikan agar bagaimana bisa pupuk cepat tersedia di Desa Wiwitan Timur, supplier yang dimaksud adalah PT Mega Eltra. PT Mega Eltra ini merupakan anak perusahaan Pupuk Indonesia yang bergerak di bidang perdagangan dan konstruksi.

Menurut Bapak Tumijo selaku Kepala Desa Wiwitan Timur bahwa masyarakat menunggu subsidi pupuk yang dilakukan oleh pemerintah, karena pendistribusian subsidi pupuk itu harganya dikurangi, karena jika masyarakat membeli harga pupuk umum akan lebih mahal biasanya sampai Rp 300.000,- satu kandu, sementara jika yang diberikan pemerintah hanya berkisar sekitar Rp 115.000 – Rp 120.000. Yang menjual pupuk subsidi tersebut adalah para pengecer melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) dan disetor ke pengecer, dan pengecer yang nantinya akan berhubungan dengan pihak terkait seperti PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) yang mendistribusikan barang dan juga merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia.

Lebih lanjut bapak Tumijo mengatakan pihak desa telah menginformasikan kepada para petani bahwa saat ini tahun 2022 akan lebih banyak pengucuran pupuk yang bersubsidi, sehingga para petani tidak akan mengalami kekurangan pupuk. Desa juga memberikan fasilitas seperti pertemuan-pertemuan untuk mendatangkan produk- produk seperti pestisida herbisida dari formulator yang merupakan obat hama untuk mencegah dan mematikan gulma atau tumbuhan pengganggu dan juga dari alang-alang,

Sementara pemasaran buah semangka non biji, Kades Wiwitan Timur Tumijo mengatakan bahwa untuk mengatasi masalah ongkos angkutan mobil, pihak desa belum pernah memfasilitasi hal tersebut, biasanya masyarakat mencari pedagang sendiri agar hasil buah tersebut dapat terjual dengan cepat, mengingat sifat produk buah-buahan itu cepat busuk. Jika ongkos angkutan mobil yang biasanya membawa hasil panen semangka non biji ke kota Makassar terbilang mahal maka biasanya masyarakat atau para pekebun akan membawa hasil panennya ke pasar-pasar sentral terdekat saja seperti kota Palopo.

Adapun informasi tambahan yang penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan Kepala Desa Wiwitan Timur bahwa ada 8 (delapan) Kelompok Tani di Desa Wiwitan Timur ini, ada kelompok tani hamparan dan kelompok tani domisili.

Kelompok tani hamparan adalah kelompok tani yang anggotanya menguasai lahan usaha tani pada satu hamparan sedangkan kelompok tani domisili adalah kelompok yang anggotanya berada dalam satu wilayah tempat tinggal.

Bapak Tumijo juga mengatakan bahwa ada IP 400 yang ingin dicapai di Desa Wiwitan, yang biasanya masyarakat hanya menanam padi, padi, padi dan sekarang masyarakat diarahkan untuk menanam padi, palawija, padi sehingga pada saat panen 3 (tiga) kali bukan hanya padi secara terus menerus tetapi ada satu kali panen palawija.

Di Desa Wiwitan Timur juga terdapat Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang merupakan badan hukum yang didirikan oleh desa dan/atau bersama desa-desa guna mengelola usaha, memanfaatkan aset, mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

Bumdes di Desa Wiwitan Timur mengerjakan beberapa item seperti Bri Link, simpan-pinjam, dan juga BUMDES membantu dibidang peternakan dan pertanian. BUMDES di Desa Wiwitan Timur membantu semampunya saja dan tidak untuk keperluan dengan kapasitas besar, karena BUMDES baru mulai berkembang. Salah satu yang dilakukan BUMDES yakni membelikan bahan yang dibutuhkan petani seperti pupuk, bibit dan akan meminjamkannya kepada petani, dan untuk pembayarannya, petani akan membayar utang tersebut setelah panen.

Adapun saran/solusi dari penulis untuk pemerintah Desa Wiwitan Timur terkait masalah-masalah yang dialami oleh masyarakat dalam hal ini para petani yaitu:

1. Terkait pemasaran pada hasil pertanian di Desa Wiwitan Timur. Seperti yang penulis ketahui bahwa pemasaran pada agribisnis menjadi titik terlemah sekaligus menjadi titik terkuat apabila bisa dimanajemen dengan baik, mengingat pemasaran merupakan ujung tombak dari setiap usaha yakni dapat mengembalikan modal dan memperoleh keuntungan. Untuk mengatasi masalah pemasaran produk pertanian yang dialami oleh petani, salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan memberdayakan sebuah lembaga ekonomi pedesaan yaitu koperasi. Koperasi inilah yang akan berhubungan dengan pengusaha besar.

Dari sisi lain koperasi juga bisa merupakan pedagang perantara dari produk pertanian yang dihasilkan oleh anggotanya. Koperasi berfungsi sebagai lembaga pemasaran dari produk pertanian. Dalam koperasi dilakukan pengolahan hasil (sortiran, pengolahan, pengepakan, pemberian label, dan penyimpanan) sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pasar.

Koperasi juga bisa berperan sebagai media informasi pasar, apakah menyangkut dengan peluang pasar, perkembangan harga, dan daya beli pasar. Melalui informasi pasar koperasi harus dapat menciptakan peluang pasar produk-produk pertanian, sehingga petani tidak ragu untuk melakukan kegiatan usaha tani / kebun mereka karena ada jaminan dari koperasi bahwa produk mereka akan ditampung. Kegiatan ini akan merangsang partisipasi anggota terhadap koperasi, yang pada hakikatnya terjadi kesinambungan usaha koperasi.

2. Pemerintah setempat bersama dengan masyarakat juga perlu mengetahui bagaimana mengolah hasil panen menjadi produk yang siap dikonsumsi. Karena penanganan yang tidak baik dapat menyebabkan kerusakan apalagi jika hasil buah tersebut tidak cepat dijual sehingga akan menurunkan nilai jualnya. Sehingga perlunya teknik pengolahan produk pertanian dan diharapkan dapat mengurangi kerusakan hasil pertanian dan dapat memperoleh nilai jual yang jauh lebih tinggi

3. Masyarakat juga bisa memaksimalkan gadget sebagai media promosi Petani untuk menarik para calon konsumen. Selain itu, pemasaran online (digital marketing) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan informasi produk-produk dalam bidang pertanian, sehingga keterbatasan dalam melakukan transaksi penjualan produk-produk pertanian dapat teratasi, dan dapat menciptkan sistem penjualan yang lebih efektif dan efisien. (***)

ADVERTISEMENT