Pelajar Mulai Jenuh, Survei di IG hanya 27 Persen Pelajar Pilih Daring, 73 Persen Tatap Muka

192
ADVERTISEMENT
PALOPO–Koran Seruya melalui akun Instagram membuat survei kecil-kecilan atas pertanyaan: pilih mana sistem belajar daring/online atau tatap muka?
Dalam survei yang dilakukan hari Senin 22 Februari 2021 lewat Story IG, sebanyak 236 responden menjawab lebih memilih sistem pembelajaran tatap muka.
Sisanya, hanya 87 orang responden memilih daring.
Penanggungjawab redaksi website Koran Seruya, Iccank Razcal, menyebut survei ini dibuat untuk mengukur tingkat efektifitas sistem jarak jauh atau daring yang hampir setahun sudah dilakukan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kami ingin mengambil peran, ikut memonitor efektifitas belajar daring dan kehendak masyarakat khususnya adik-adik pelajar dan mahasiswa dalam kurun waktu sistem tersebut diterapkan. Dan hasilnya diluar dugaan. Mereka cenderung memilih sistem tatap muka dibanding belajar daring,” kata pemilik akun @iccank_asli itu.
Di masa pandemi dan menuju new normal, pelajar utamanya di kota Palopo lebih suka tatap muka dengan berbagai alasan. Salah satu pelajar, Agung yang duduk di Smanet kelas XII misalnya, beralasan jika sistem tatap muka lebih mudah dan tidak ribet serta pelajar dapat bertanya langsung kepada guru pengajar jika ada hal yang kurang ia pahami.
“Kalau di daring kami ingin bertanya biasanya sungkan-sungkan, apalagi kalau direkam. Belum lagi biasanya jaringan juga kurang bagus. Sehingga lebih banyak kami ini cari sendiri materi pelajaran di internet daripada sama guru sekolah,” aku siswa di SMAN 3 Palopo itu.
Lain lagi, Jenar Herlambang. Siswa kelas XII Smansa Palopo itu beralasan lebih suka tatap muka karena ingin bercengkrama dengan teman-teman sebayanya di sekolah, sambil mengikuti kegiatan ekstra kurikuler di sekolahnya. Kebetulan, remaja yang tinggal di kawasan Perumnas Rampoang ini penyuka olahraga futsal, sehingga menurutnya sekolah daring selain membosankan juga membuat kantong tipis karena banyak tugas yang harus dikerja lewat daring.
“Malah boros kuota, karena semua mata pelajaran tugasnya lewat daring. Setiap hari harus absen online dan belajar daring. Tugas-tugas semua daring. Kadang juga dalam bentuk video. Susah, mending tatap muka saja,” ujarnya, seraya menyebut soal virus corona diatasi dengan patuhi protokol kesehatan saja.
Lain halnya Muhammad Revansyah. Ia mengaku lebih suka daring karena alasan transportasi. Siswa kelas XI di SMANSA Palopo itu beralasan daring lebih bagus karena bisa menghemat pengeluaran selama ke sekolah tatap muka.
“Saya lebih suka daring aja sih. Bisa hemat uang transportasi. Belum lagi uang jajan di sekolah. Kalau daring saya di rumah pakai wifi Telkom Indihome dengan keluarga, jadi lebih murah daripada harus beli vocher kuota terus,” pungkas Reza, panggilan akrabnya.
(har/iys)
ADVERTISEMENT