Pelaut Asal Filipina yang Meninggal Dunia di Perairan Lutim Sempat Dicurigai Terjangkit Virus Corona

1728
ilustrasi mayat
ADVERTISEMENT

MALILI–Segovia Rodolvo Fabella, pelaut asal Filipina yang meninggal dunia diatas kapal kargo asing berbendera Panama, Mv. Tri Friend, di Perairan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, sempat dicurigai terjangkit virus corona. Sebab, Segovia meninggal secara mendadak di atas kapal tempatnya bekerja, Kamis (20/2/2020) pagi.

Kecurigaan terhadap korban yang meninggal dunia secara mendadak akibat diduga terinfeksi virus corona, akibat rute perjalanan kapal tersebut yang sebelum memasuki Indonesia melalui jalur Singapura dan Malaysia yang telah didapati beberapa kasus corona.

ADVERTISEMENT

“Begitu dapat info itu meninggal kabarin ke kita Polres, kami koordinasi Syahbandar dicek riwayat perjalanan kapal itu sebelumnya dari situ berangkat di pelabuhan Aceh sebelum dari situ di pelabuhan Malaysia sebelum dari situ dari Singapura. Singapura dan Malaysia itu ditemukan ada yang Corona kami khawatir,” ujar Kapolres Luwu Timur, AKBP Indratmoko, Jumat (21/2/2020).

Setelah mendapatkan laporan tersebut, tim Karantina Sulsel bersama Dinkes Luwu Timur langsung melakukan pemeriksaan terhadap jenazah dan sebanyak 17 awak kapal. Hasil sementara, tidak ditemukan indikasi virus corona.

ADVERTISEMENT

“Hasil sementara dari pemeriksaan dengan Dinkes tidak ditemukan indikasi terjangkit virus corona, korban meninggal yang bersangkutan umurnya sudah tua 64 tahun kemungkinan jantung atau lainnya. Yang diperiksa bukan hanya jenazah itu saja, tapi kan kru nya ada delapan belas orang jadi diperiksa 17 orang lainnya awak kapal itu,” jelas Indratmoko, dikutip KORAN SERUYA dari detikcom.

Untuk lebih memastikan penyebab kematian warga negara Filipina tersebut, kini jenazah telah dibawa ke RS Bhayangkara Makassar untuk dilakukan autopsi. “Jenazah dibawa ke Makassar untuk otopsi di rumah sakit Bhayangkara,” tutur Indratmoko.

Meski indikasi awal kru kapal pengangkut nikel ini negatif terjangkit virus corona, sebagai langkah antisipasi kapal tersebut tetap dilarang untuk bersandar di Pelabuhan Malili.

“Dari hasil rapat diambil kebijakan kapal bersangkutan tidak boleh bersandar jadi masih di perairan lepas jangkar. Kami antisipasi ada riwayat perjalanan kapal itu dari Singapura dan Malaysia,” ungkap Indratmoko. (*/tari)

ADVERTISEMENT