PALOPO — Penjabat (Pj) Walikota Palopo, Andi Arwien Azis melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang ada di Kota Palopo, Rabu (29/8/18).
Sidak dilakukan dalam rangka menindaklanjuti kelangkaan elpiji ukuran 3 kilogram selama beberapa hari terakhir pasca perayaan hari raya idul adha. Arwien mengawali kunjungannya ke SPBE PT Nubuwwa Saltika, kemudian lanjut di SPBE Mitra Hutama Gasindo. Di SPBE, Arwien tak menemukan adanya masalah. Penyaluran ke agen normal seperti biasanya.
“Tidak ada masalah. Terkait adanya kelangkaan, diakibatkan oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat karena kebutuhan Idhul Adha yang lalu,” kata Arwien di sela sidaknya.
Arwien menekankan bahwa penggunaan elpiji ukuran 3 kg hanya untuk masyarakat miskin. “Saya imbau kepada warga yang memang sudah berkecukupan agar tidak lagi menggunakan gas elpiji 3 kg karena subsidi pemerintah pada gas 3 kg diperuntukkan bagi masyarakat yang kurang mampu. Pun begitu dengan ASN, agar tidak lagi menggunakan gas elpiji 3 kg dan beralihlah ke gas ukuran 5.5 kg. Ini dimaksudkan agar masyarakat kurang mampu dapat menikmati subsidi dari pemerintah,” katanya.
Kepala Dinas Perdagangan Palopo, Zulkifli memaparkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi elpiji langka di Kota Palopo. Seperti masalah transportasi, maraknya indikasi permainan pangkalan dan penggunaan elpiji yang tidak sesuai dengan peruntukannya. “Elpiji diambil dari Kalimantan, kemudian ke Makassar. Dari Makassar terkendala di tranportasi jadi lambat,” katanya.
Tidak hanya itu, pihaknya mengakui adanya oknum yang menjual gas ke luar daerah, itu dibuktikan dengan ditangkapnya sejumlah pangkalan yang kini berproses di kepolisian. “Persoalan maraknya permainan pangkalan, mereka biasa menjual gas keluar daerah karena didaerah lain dijual mahal dan masih banyak restoran dan rumah makan yang menggunakan elpiji 3 kilogram. Padahal gas ini untuk orang tidak mampu,” bebernya.
Jumlah elpiji 3 kilogram yang beredar di Palopo sebanyak 8.400, agen menjual dengan harga Rp 15 ribu ke pangkalan, kemudian pangkalan menjual Rp16.500 sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang diatur dalam perwal. “Gas ukuran 3 kg hanya untuk masyarakat miskin yang penghasilannya dibawah Rp1,5 juta perbulan,” tandasnya. (asm)