PALOPO — Jarum jam di dinding menunjukkan pukul 11.00 Wita. Tampak, satu pria sedang duduk di salah satu ruangan. Dia tampak asyik dengan catatan dan laptopnya.
Dia adalah Mursalim, Kepala Sekolah SDN 30 Mattirowalie Kota Palopo. Dia lahir di Passoroang 48 tahun lalu, tepatnya 19 Oktober 1973.
Passorongan merupakan nama Dusun yang berada di Kabupaten Luwu Utara. Mursalim memulai pendidikannya di SD Batang Tongka, Luwu Utara, dia tamat di Sekolah tersebut pada Tahun 1987.
Setelah itu, dia kemudian melanjutkan pendidikannya di Madrasah tsanawiyah (MTs) Palopo. Di sekolah tersebut dia tamat pada Tahun 1990 dan melanjutkannya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Palopo. Di MAN dia tamat 1993.
Setelah Mursalim, menyelesaikan tingkat pendidikan mulai dari SD sampai SMA, dia memilih untuk kuliah di IAIN Palopo. Waktu itu masih berstatus sebagaui STAIN. Pria 48 tahun itu mengambil jurusan tafsir hadist dan berhasil menyelesaikan Strata Satu pada Tahun 1998.
“Saya Alumni Pertama pada zaman peralihan STAIN, begitu juga dengan MAN Palopo, ketika peralihan dari PGAN ke MAN,” katanya kepada Koran SeruYA, Senin (3/1/2022).
Mursalim mengawali karirnya di dunia pendidikan pada Tahun 2003, dengan menjadi Guru kontrak. Dia sudah mengabdikan dirinya di dunia pendidikan selama 18 tahun.
“Berhubung jurusan saya bukan dari keguruan maka saya mengambil Akta 4 sebagai izin mengajar, sayapun terangkat PNS pada Tahun 2008,” katanya.
Dia juga mengaku pernah mengajar di SMK Teratai Palopo, yang saat ini menjadi Akper Kamanre, selama 2 Tahun setengah. Disana dia menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan.
Selain itu, dia juga pernah menjabat sebagai Kepala SMK Pelayaran Samudera Nusantara Utama Palopo, selama 2 Tahun dari 2001 hingga 2003. Pada masa jabatannya kala itu, dia menamatkan almuni pertama di SMK tersebut.
Januari 2012 dia tempatkan di SDN 1 Lalebbata. Lalu 2015 ia diangkat menjadi Kepala SDN 18 Maroangin. Kemudian 2019 ia menjabat sebagai Kepala SDN 30 Mattirowalie sampai sekarang.
Saat ini Mursalim, juga menjabat Sebagai Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) SD se-Kota Palopo. Tak hanya itu Mursalim, mengaku sejak dirinya duduk di bangku kelas 5 SD, dia sudah mulai bergabung diorganisasi Pramuka, sampai saat ini diapun masih aktif.
“Alhamdulillah, kalau jenjang pendidikan kepramukaan tidak ada lagi pendidikan kepramukaan yang saya tidak ikuti,” ujarnya.
Saat ini dia menjabat sebagai Sekertaris Kwartir Cabang, Gerakan Pramuka Kota Palopo. Bahkan dia membentuk Pramuka Kesehatan Sakabakti Husada, Palopo, pada Tahun 1995. Saat itu Palopo masih bersatu dengan Luwu.
Menurutnya Pramuka adalah organisasi yang mempunyai cara belajar yang asik dimana bisa belajar tidak sebatas teori tetapi langsung pada praktek. Dia juga sering kali memberikan saran kepada guru yang mengajar di Sekolah untuk mengajar dengan sedikit mengambil trik dari Parmuka.
“Guru-guru disini saya arahkan untuk bagaimana saat mengajar mengambil sedikit triknya Pramuka, dimana kita belajar sambil melakukan praktek. Jangan terlalu banyak teori kalau mengajar itu harus langsung di praktekkan,” lanjutnya.
Selain itu dia juga menyarankan agar guru melakukan pembelajaran tidak hanya di dalam ruangan saja. “Saya sarankan juga agar guru mengajar di ruang terbuka, karena Anak-anak biasanya lebih suka belajar di ruang terbuka dibanding di ruang kelas,” katanya.
Untuk itu Mursalim, memanfaatkan salah satu tempat di sekolah tersebut untuk dijadikan sebagai tempat belajar di luar ruangan yang ia namakan taman siswa.
Tak hanya Pramuka, dia juga pernah menjabat Sekertaris Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PMII) Cabang Luwu, saat Palopo dan Luwu masih bersatu. “Waktu saya menjabat sebagai Sekertaris Cabang Ketua saya Ahmad Badawi,” tandasnya. (hwn/liq)