Soal Proyek Baru Sebulan Sudah Retak di Luwu Timur, PPK: Karena Pergerakan Air, Kontraktor Dikenakan Denda

801
Proyek peningkatan ruas dikerjakan oleh kontraktor pelaksana CV Barata/foto-dok
ADVERTISEMENT

LUWU TIMUR – Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Syahrir Syahruddin beralasan penyebab retaknya proyek peningkatan ruas Desa Rante Mario menuju Desa Ujung Baru, Kecamatan Tomoni disebabkan karena pergerakan air.

Proyek pengerjaan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Luwu Timur yang bersumber dari APBD 2021 senilai Rp.998 juta lebih itu dikerjakan oleh kontraktor pelaksana CV. Barata.

ADVERTISEMENT

Syahrir Syahruddin menyatakan, pekerjaan itu belum rampung 100 persen dan telah dikenakan denda karena melampaui masa kerja.

“Belum 100 persen ini pekerjaan, masih akan dilakukan pembenahan, kegiatan ini memang menyebrang tahun dan di kenakan denda, jadi belum diterima,” Kata Syahrir Syahruddin, Sabtu (15/1/2022) malam.

ADVERTISEMENT

Sementara terkait dengan kerekatan itu, Syahrir Syahruddin beralasan jika disebabkan oleh pergerakan air.

“Pas samping itu, ada bronjong. Bronjong itu mi yang dilalui air. Memang aliran air disitu itu. Karena air mengalir disitu jadi di bronjong. Mungkin karena ada pergerakan air karena disitu mungkin ada mata air dibawah disitu mi dia turun,” Jelasnya.

Menurutnya, pekerjaan itu memang mengalami kesulitan karena terdapat mata air sehingga dilakukan pemasangan bronjong.

“Memang agak sulit perlakuannya disitu karena memang sumber air turun kebawah. Memang bukit disitu makanya di bronjong kalau ditutup pakai pasangan batu tidak mengalir air kebawah bisa jatuh proteksinya ke bawah,” Ucap Syahrir Syahruddin.

Sebelumya, Aaggota Komisi III DPRD Kabupaten Luwu Timur, Alpian Alwi meminta pihak kontraktor CV. Barata melakukan perbaikan terhadap hasil pengerjaan peningkatan ruas Desa Rante Mario menuju Desa Ujung Baru, Kecamatan Tomoni.

Diketahui, pekerjaan pembangunan jalan paket 4, peningkatan ruas Rante Mario-Ujung Baru menggunakan anggaran APBD 2021 sebesar Rp.998 juta.

Proyek ini dikerjakan oleh CV. Barata selalu kontraktor pelaksana, sedangkan konsultan pengawas CV. Syafrina Survival Konsultan. (Rah)

ADVERTISEMENT