Luwu Utara–Keberadaan E-Commerce Academic Business Government to Consumer (ABG2C) atau E-Mall Lutra di Kabupaten Luwu Utara diharap mampu menjawab tantangan bisnis dalam hal pemasaran daring atau pemasaran digital berbagai produk unggulan lokal di Kabupaten Luwu Utara.
Untuk itu, perdagangan berbasis elektronik ini sedapat mungkin juga melibatkan para anak muda atau biasa disebut kaum milenial, selain pelaku UMKM itu sendiri.
Pelibatan kaum milenial dalam pengembangan e-Mall Lutra sangat diperlukan karena kalangan ini dianggap mampu menerjemahkan makna dari pemerintahan digitalisasi yang saat ini masif digaungkan di tengah pandemi COVID-19, serta dianggap mampu memberikan harapan terhadap perkembangan e-Commerce di Luwu Utara.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, berharap e-Commerce ABG2C atau e-Mall Lutra juga melibatkan kaum milenial.
“Ke depan, kegiatan seperti ini juga sedapat mungkin melibatkan para anak muda yang punya minat digitalisasi. Mereka inilah yang nantinya akan melakukan pendampingan terhadap pelaku UMKM,” kata Bupati Indah Putri Indriani saat membuka Workshop E-Commerce ABG2C kegiatan Fasilitasi Usaha Mikro menjadi Usaha Kecil Dalam Rangka Pengembangan Produksi dan Pengolahan Pemasaran SDM di Aula Hotel Bukit Indah Masamba, Minggu (23/5/2021).
Dikatakan Indah, untuk mengembangkan e-Commerce butuh sinergi dan kolaborasi dengan semua stakeholder terkait, tidak bisa dilakukan sendiri.
“Butuh komitmen Perangkat Daerah teknis untuk harus bahu-membahu dengan yang lainnya, karena ini bukan berbicara tentang UMKM saja, tapi di situ ada petani, ada nelayan dan yang lainnya. Nah, harapan saya, semuanya harus bisa memanfaatkan e-Mall ini dengan baik,” harap Bupati dua periode ini.
Kenapa harus anak muda? Indah beralasan bahwa anak muda memiliki semangat dan kemampuan digitalisasi, sehingga menjadi penting kalangan ini juga mendapatkan pelatihan bersama pelaku UMKM.
“Yang terpenting adalah keberlangsungan program ini, dan para anak muda memiliki semangat untuk menjaga keberlangsungannya,” jelasnya. Lanjut ia mengatakan bahwa e-Mall Lutra adalah model perdagangan daring yang difasilitasi pemerintah.
Meski model perdagangan seperti ini banyak pula dilakukan secara personal, tapi dengan keterlibatan semua sektor dalam pengembangan e-Commerce di Luwu Utara, maka e-Mall Lutra bisa lebih menghadirkan modernitas serta ruang lingkup yang juga lebih luas.
“Kita menjual produk UMKM tanpa harus menjadi UMKM, kita menjual produk pertanian tanpa harus jadi petani, dan kita menjual produk nelayan tanpa harus jadi nelayan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kadis P2KUKM Muhammad Kasrum, menyebutkan tujuan workshop memberikan pengetahuan kepada pelaku UMKM melakukan transaksi pemasaran produk berbasis internet, sehingga dapat membantu penjualan melalui sistem daring.
”Dengan workshop ini peserta telah siap sebagai pelaku UMKM yang andal dan siap bersaing dengan produk-produk dalam dan luar negeri dengan memanfaatkan aplikasi E-Commerce Sistem ABG2C,” ucap Kasrum.
Sekadar diketahui, workshop ini diikuti 30 peserta dari berbagai UMKM di Luwu Utara. Peserta nantinya akan mendapatkan materi pelatihan dari Inspektur e-Mall Lutra, DR. Muhammad Hasbi, MSC, selama dua hari.
E-Mall Lutra adalah model perdagangan daring pertama di Indonesia yang menganut sistem triple helix yang berbeda dengan sistem E-Commerce lainnya, seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan yang lainnya. Keterlibatan pemerintah dalam e-Mall Lutra sebagai penjamin bahwa produk yang dipasarkan adalah produk unggulan.
(Mr/LH)