KORANSERUYA.COM–Hujan yang mengguyur sejumlah daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak Jumat (27/8/2021) hingga Sabtu (28/8/2021) dini hari, menyebabkan banjir terjadi di berbagai daerah. Salah satunya, wilayah Kabupaten Wajo terbilang parah dilanda banjir memasuki akhir bulan Agustus ini.
Banjir melanda Wajo ini terjadi di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Pitumpanua, Keera, Majauleng, Gilireng, Tanasitolo, Tempe, Pammana Sabbangparu.
Selain merendam jalan Trans Sulawesi di Wajo, ratusan rumah warga dan areal pertanian terendam banjir. Titik terparah banjir terjadi di
Kelurahan Ballere, Kecamatan Keera, Desa Liu di Kecamatan Majauleng, dan Kelurahan Bulete di Kecamatan Pitumpanua.
Di Kecamatan Pitumpanua, kecamatan berbatasan Luwu ini, di beberapa titik ketinggian banjir mencapai satu meter. Beberapa fasilitas publik ikut terendam, seperti RSUD Siwa, Kantor Polsek Urban Pitumpanua, termasuk ratusan rumah warga di wilayah Siwa ikut terendam banjir.
Kepala Badan penanggulangan Bencana Daerah BPBD, Andi Muslihin, menyebut jika banjir yang melanda Wajo ini, terbilang parah karena hampir merendam seluruh
kecamatan di Wajo, termasuk wilayah perkotaan di daerah penghasil sutera ini.
Dikatakan, banjir tidak hanya merendam rumah penduduk, tetapi juga akses jalan Trans Sulawesi ikut terendam banjir. Areal pertanian terutama persawahan juga terendam banjir. “Boleh dikata, hampir seluruh wilayah Wajo terendam banjir, termasuk wilayah perkotaan,” kata Andi Muslihin.
Sementara Anggota DPRD Wajo, Elfrianto Kevin menyebut, banjir yang melanda Wajo kali ini bisa dikatakan terbesar dalam 20 tahun terakhir ini. “Terutama di wilayah Pitumpanua dan Keera. Dua kecamatan ini paling parah dilanda banjir,” katanya.
Dia berharap, Pemkab Wajo segera turun tangan membantu warga yang terdampak banjir dengan menyalurkan bantuan, terutama Sembako dan obat-obatan. “Termasuk mengevakuasi warga yang rumahnya masih terendam banjir,” katanya. (***)