Tinggal di Gubuk Reyot Setelah Jadi Yatim Piatu, Lula Muh Zohri Wujudkan Mimpinya Jadi Juara Dunia

2484
Lalu Muhammad Zohri
Lalu Muhammad Zohri
ADVERTISEMENT

LOMBOK–Lahir dari keluarga kurang mampu tidak membuat pemuda ini putus asa. Justru kemiskinan yang selama ini membelit kehidupannya menjadi motivasi baginya untuk berprestasi.

Itulah Lalu Muhammad Zohri. Atlet lari Indonesia asal Provinsi NTB ini berhasil mewujudkan mimpinya menjadi juara dunia. Dia berhasil meraih medali emas Kejuaraan Dunia U-20 di Helsinski, Finlandia, Rabu 11 Juli 2018 waktu setempat.

ADVERTISEMENT

Turun pada nomor 100 meter putra, Zohri berhasil mencatatkan waktu 10,18 detik. Pemuda asal Lombok, Nusa Tenggara Barat itu berhasil mengalahkan para pesaing seperti sprinter asal Amerika Serikat, Anthony Schwartz dan Eric Harrison.

Dari keberhasilan ini, baru akhirnya terkuak jika Zohri berasal dari keluarga tidak mampu. Dalam setahun belakangan dia bahkan harus menggantungkan hidup kepada sang kakak, Baiq Fazila.

ADVERTISEMENT

Bukan tanpa alasan, sebab orangtua Zohri meninggal setahun yang lalu. Karena sang kakak sudah menikah, akhirnya dia tinggal seorang diri di rumah peninggalan orangtuanya.

Kondisi rumah yang ditempati Zohri jauh dari kesan layak huni. Rumahnya boleh dibilang gubuk reyot. Dinding rumahnya hanya dibatasi oleh tepas yang masih memiliki celah. Untuk menutupi celah itu halaman koran ditempel di dinding tepas itu.

  Kondisi rumah yang ditempati Zohri jauh dari kesan layak huni. Rumahnya boleh dibilang gubuk reyot. Dinding rumahnya hanya dibatasi oleh tepas yang masih memiliki celah. Untuk menutupi celah itu halaman koran ditempel di dinding tepas itu.

Kondisi rumah yang ditempati Zohri jauh dari kesan layak huni. Rumahnya boleh dibilang gubuk reyot. Dinding rumahnya hanya dibatasi oleh tepas yang masih memiliki celah. Untuk menutupi celah itu halaman koran ditempel di dinding tepas itu.

Tak hanya itu, atap rumah sudah berlubang hingga memungkinkan air saat hujan mengguyur rumah Zohri. Bisa dibilang sekilas rumahnya itu tampak akan rubuh.

“Dia (Zohri) kalau pulang tidur di rumah bedek peninggalan orang tua kami. Kami sudah usulkan bantuan program rumah kumuh dari pemerintah Lombok Utara, namun belum ada kabar sampai saat ini,” kata Ma’rif, kakak Lalu Muhammad Zohri kepada wartawan seperti yang dilansir Sportanews.com.

Zohri kelahiran 1 Juli 2000, merupakan anak ketiga dari pasangan Saeriah dan Lalu Ahmad. Kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.

Semasa hidup, orang tua Johri, Lalu Ahmad bekerja sebagai nelayan dan melakukan pekerjaan sampingan sebagai buruh tani untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Sedangkan ibunda Johri, Saeriah meninggal saat Johri duduk di bangku SD.

Ayahnya menyusul menghadap Sang Pencipta hampir setahun lalu. Kala itu Zohri sedang di luar daerah melakukan persiapan menghadapi salah satu kejuaraan bergengsi. Namun terpaksa pulang untuk melihat orang tuanya terakhir kali.

“Semasa hidup, orang tua kami sangat men-support Johri untuk terus mengukir prestasinya. Alhamdulillah amanat itu dijalankan dan sekarang telah mengharumkan nama Indonesia. Kami sangat bersyukur,” ungkapnya.

Sementara itu, kakak Zohri, Baiq Fazila mengaku sangat bangga dengan pencapaian Zohri. Tekad tinggi untuk mengubah nasib melalui olahraga memang sudah lama dia targetkan.

“Dia selalu bilang ke saya, kakak tidak usah kerja-kerja lagi. Biar nanti kakak yang makan dari keringat saya. Biar kakak diam saja di rumah biar saya yang kerja,” kata Fazila, dilansir KORAN SeruYA dari Viva.co.id

“Bangga saya, tidak pernah menyangka adik saya akan menjadi juara dunia dan mengharumkan nama bangsa,” imbuhnya.

Dikatakan Fazila, sang adik memang merupakan sosok yang ulet dalam bekerja. Namun sayang, ketika masih sekolah Zohri agak malas sehingga kerap dijemput guru ke rumahnya.

“Dia tipe anak yang ulet, tapi agak sedikit pemalas karena pernah tinggal sekolah. Pelatih dan gurunya kerap datang untuk menjemput sekolah. Bahkan saya pernah disidang grunya gara-gara dia,” tuturnya. (*/cbd/seruya)

ADVERTISEMENT