Usai Temui Pendemo, Gubernur Sulsel Tinggalkan Palopo Naik Lexus Seharga Rp3,5 Miliar

1078
ADVERTISEMENT
PALOPO — Dalam kunjungan kerjanya ke Palopo, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah disambut puluhan pendemo yang getol meneriakkan Pemekaran Luwu Tengah, di bagian depan halaman kantor Walikota Palopo, Jalan Andi Djemma, Kamis 21 November 2019, pukul 13.00 Wita.
Agenda gubernur Nurdin Abdullah hari ini memang selain memimpin Focus Grup Discussion (FGD) juga meninjau kondisi proyek jalan Trans Luwu hingga tembus ke Toraja. Di Palopo sendiri, FGD digelar bersama 3 Kepala Daerah Tana Luwu yakni Walikota HM Judas Amir, Bupati Luwu Basmin Mattayang, serta Bupati Luwu Utara Hj Indah Putri Indriani, sedangkan Luwu Timur hanya mengutus Kepala Bappeda untuk mengikuti kegiatan ini.
“Kami sudah bosan dijanji, syarat untuk pemekaran sudah terpenuhi semua, sisa political will Pemerintah Provinsi dan keseriusannya yang kami tuntut agar Luwu Tengah juga menjadi bagian dari pembahasan di Jakarta, Moratorium harus segera dicabut, dan Gubernur harus tunaikan janjinya untuk segera mengupayakan Pemerintah Pusat mencabut Moratorium maupun dengan cara Diskresi,” teriak Muhammad Ilham, Jenderal Lapangan dari aksi para mahasiswa Aliansi Wija To Luwu.
Pukul 14.16 Wita, gubernur Sulsel yang familiar dengan istilah “Prof Andalan” itu pun segera turun dari lantai 3 menemui para pendemo di halaman kantor Balaikota.
Gubernur Sulsel kembali menegaskan komitmennya untuk mengupayakan pemekaran Luwu Tengah.
“Adik-adik harus tenang dan sabar, karena Luwu Tengah yang sedang kita upayakan ini masih berproses, saya tegaskan sekali lagi komitmen saya, saya pahami kebutuhan rakyat Luwu utamanya Walmas yang jauh terpisah dari induknya, maka dari itu, sebenarnya ini sudah tidak ada lagi masalah, yang masalah kalau ada yang setuju dan ada yang ngga setuju, lha ini semua setuju, pemerintah daerah (Luwu) sudah setuju, pemerintah provinsi (Sulsel) juga lebih-lebih sangat setuju, jadi sekarang bukan soal moratoriumnya yang kita upayakan harus dicabut, karena Papua Selatan mekar lewat Diskresi bukan Moratorium,” papar Nurdin.
Di ujung penjelasannya, Nurdin, mengajak mahasiswa Aliansi Wija To Luwu untuk bersabar dan berhenti demo, karena pemekaran Luwu Tengah menjadi kabupaten bisa lewat pendekatan “khusus”. Orang nomor satu di Sulsel itu bahkan mengajak mahasiswa untuk ikut mengawal Tuntutan Pemekaran ini bersama-sama di Jakarta.
Pukul 14.56 Wita dengan mengendarai Lexus type LX570 yang seharga Rp3,5 Miliar, gubernur pun meninggalkan kota Palopo menuju Bastem Kabupaten Luwu untuk meninjau lokasi proyek Jalan trans, penghubung Luwu-Toraja bersama para rombongan.
Berikut cuplikan videonya:
https://www.youtube.com/watch?v=v5-Ighx_DYY
(Iys)
ADVERTISEMENT