PALOPO–Vaksinasi di kota idaman Palopo hingga saat ini telah berhasil menjangkau 1895 orang tenaga kesehatan (Nakes) dari target 2316 nakes yang tersebar di 48 kelurahan se kota Palopo.
Sedangkan jumlah Nakes yang sempat datang “maccelleng” atau mengunjungi Posko Penyuntikan yang tersebar di 15 titik, jumlahnya sekitar 2556 orang yang datang.
Namun dari jumlah tersebut, ternyata tidak semua bisa disuntik vaksin Sinovac.
Hanya 1895 orang Nakes yang berhasil divaksin atau 81,82 persen. Selebihnya, ada 347 yang batal atau ditunda (14,98 persen). Alasannya macam-macam.
Dikonfirmasi Jubir Satgas Covid-19 Palopo, dr Ishaq Iskandar, Rabu 17 Februari 2021, alasan Nakes yang batal tersebut, ada yang karena tensi lagi naik/tinggi, habis begadang, lagi kurang fit, menyusui anak balita, dan sebagainya. Untuk Nakes tipe ini, diberi kesempatan berikutnya untuk divaksin.
“Tapi ada juga Nakes yang masuk kriteria memang tidak bisa (tidak wajib) divaksin karena alasannya sudah pernah terpapar Covid-19 sebelumnya. Ada juga yang punya penyakit yang memang masih sementara proses penyembuhan atau punya riwayat penyakit berat, seperti jantung, kanker, hepatitis, dan lainnya,” jelas Jubir.
Jumlah yang tipe ini, masih kata Jubir, sekitar 319 orang Nakes atau 13,77 persen.
Ia menargetkan, akhir Februari ini, Nakes se kota Palopo tuntas untuk menjalani vaksinasi dosis pertama vaksin Sinovac.
Sempat Vaksin Pertama, Dokter Syukur Kini Sudah Negatif Covid-19
Sementara itu kabar kesembuhan dokter bedah ternama di kota Palopo, dr Abdul Syukur Kuddus (ASK) menjadi pembicaraan publik dimana-mana.
Banyak yang tidak menyangka, jika Ketua Askot PSSI Palopo itu sempat terpapar Covid-19.
Pasalnya ia pernah menerima vaksin pertama, Senin 1 Februari lalu di RSUD Sawerigading Palopo.
Kabar ini kemudian menjadi rumor, seolah-olah vaksin Sinovac rentan atau tidak manjur mengatasi virus Corona.
Karena bukan hanya dokter Syukur, tetapi Ketua IDI Palopo pun sempat dr Hamsakir juga terpapar dengan jarak yang tidak begitu jauh.
Kabar terpaparnya dr Hamsakir baru diketahui Publik pada 8 Februari lalu. Atau seminggu pasca lengannya diinjeksi vaksin Sinovac.
Sedangkan dr Syukur, baru terendus publik terpapar Covid-19 pada saat vaksinasi dosis kedua di RSUD Sawerigading Palopo, dimana dokter muda itu absen dan tidak menghadiri kegiatan tersebut, Senin (15/2/2021)
Batalnya dr Syukur menerima vaksin kedua menjadi pembicaraan publik.
Saat dihubungi, Senin siang (15/2), Ketua Forki Palopo itu menolak dipublikasikan. Ia beralasan demi menjaga agar tidak muncul stigma buruk terhadap vaksin Sinovac asal Cina tersebut.
Ia mengaku hanya kurang enak badan dan sedikit lemas hampir seminggu setelah penyuntikan perdana. Makanya ia pun buru-buru tes PCR dan hasilnya positif. Sehingga dokter yang hobi bola itu terpaksa menjalani Isolasi Mandiri di rumahnya di kawasan Jalan Ahmad Razak.
Kini dr Syukur merasa lega karena hasil tes rapid swab antigen-nya telah dinyatakan negatif pagi tadi.
“Alhamdulillah, sudah negatif kawan,” tulis dr Syukur saat mengabari Koran Seruya, Rabu pagi tadi, 17 Februari 2021.
“Tadi pagi saya terima dari Labkes RSU Atmedika, Alhamdulillah, sekarang sudah bisa beraktivitas lagi, tapi hari ini masih mau beres-beres dulu, maklum rumah baru, jadi mau berbenah dulu,” ucapnya saat ditanya kapan kepastian rapat membahas Tim Sepakbola Pra Porprov kota Palopo, yang kabarnya akan melakukan pencoretan nama, setelah ada beberapa pemain yang “mangkir” karena dinyatakan lulus di daerah asalnya masing-masing di Tana Luwu.
(iys)