KORANSERUYA.COM–Seorang ibu rumah tangga (IRT) asal Kota Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulsel, Serlin Pare’, 35 tahun, dibunuh suaminya sendiri bernama Habel Poddala, 39 tahun, Rabu (23/9/2021) malam lalu, sekitar pukul 21:00 Wita.
Ibu tiga anak ini ditemukan berlumuran darah di rumahnya, di di daerah Nawaripi, Distrik Wania, Kabupaten Mimika, Papua.
Habel Poddala dikabarkan menyerahkan diri ke Polres Timika beberapa jam setelah membunuh istrinya. Habel yang juga berasal dari Toraja, tepatnya Sa’dan, Toraja Utara, Kamis (23/9/2021) telah mendekam dalam sel di Mapolres Timika.
Serlin Pare ditemukan adiknya bernama Shertin Linggi dan ibunya, dalam kondisi berlumuran darah di rumahnya. Korban sempat dilarikan ke RSUD Timika, namun nyawanya tidak terselamatkan.
Serthin Linggi, adik kandung korban sempat memposting foto pelaku dan korban melalui akun Facebook-nya, beberapa saat setelah kakaknya meninggal dunia.
Postingan dibuat Shertin sebelum Habel menyerahkan diri ke polisi. Dalam postingannya, Shertin meminta kepada warga yang melihat pelaku agar melaporkan ke pihak berwajib karena sudah membunuh istrinya.
“Kakak saya meninggal dunia dibunuh suaminya dengan cara kepalanya dipukul pakai kayu balok,” kata Shertin, Kamis (23/9/2021).
Menurut dia, aksi pembunuhan yang dilakukan Habel terhadap kakaknya diisaksikan anaknya yang bungsu usia 4 tahun. Bahkan, anak bungsu korban yang menyampaikan kepada keluarganya, bahwa ibunya telah meninggal dunia dipukul kepalanya pakai kayu balok oleh ayahnya.
Saat itu, Shertin bersama ibunya masih berjualan di pasar. Korban juga selama ini berjualan di pasar bersama ibunya. Saat sedang berjualan, anak bungsu korban berusia sekitar 4 tahun, menyampaikan bahwa ibunya meninggal dibunuh bapaknya di rumah.
Shertin bersama ibunya langsung mendatangi rumah korban. Benar saja, saat tiba di rumah, korban ditemukan berlumuran darah dengan luka serius di kepala. Korban kemudian dibawa ke RSUD Timika untuk mendapatkan pertolongan medis.
“Kami sudah berusaha menolong kakak saya dengan membawanya ke rumah sakit, tapi sudah meninggal dunia,” katanya.
Sesuai hasil visum dokter, urai Shertin, ditemukan beberapa luka di tubuh kakaknya. Luka paling serius kepala korban dan keluar darah dari hidung dan mulut.
Menurut Shertin, keluarganya menduga Habel tega membunuh istrinya karena cemburu buta. Belakangan ini, suami istri ini kerap bertengkar. “Dugaan sementara karena cemburu,” katanya.
Shertin menceritakan, setiap harinya kakaknya berjualan di Pasar Timika, sedangkan suaminya lebih banyak di rumah karena tidak memiliki pekerjaan tetap.
Setiap harinya setiap istrinya pulang menjual di pasar, Habel menaruh kecurigaan kepada istrinya. Setiap pria yang duduk atau berbicara dengan istrinya, Habel cemburu dan menuduh korban berselingkuh. Padahal tudingan itu tidak benar. “Hampir setiap pulang dari pasar, pelaku cek HP istrinya,” katanya.
Keluarga korban berharap, Habel dihukum seberat-beratnya karena telah membunuh istrinya, yang selama ini diajak merantau ke Timika mencari kehidupan.
Rencananya, jenazah korban akan dibawah ke kampung halamannya di Makale, Tana Toraja.
Sementara itu, Elia Soenarie, salah seorang tetangga korban di Timika, mengaku tidak pernah menduga Habel akan setega itu membunuh istrinya.
“Kami satu kerukunan dengan korban. Kejadiannya baru saja, korban ditemukan berlumuran darah di rumahnya,” kata Elia kepada KORAN SERUYA via chatt massanger FB, Rabu malam.
Di mata Elia, korban sosok tetangga yang baik dan ramah. “Kasian Ibu Serlin Pare meninggal di tangan suaminya. Orangnya baik dan ramah,” katanya. (Junias Rombe)