Polisi Duga Idap Gangguan Jiwa, Pria yang Ngamuk di Rantepao Toraja Utara Ternyata Seorang Musafir Asal Medan

1194
ADVERTISEMENT

KORANSERUYA.COM–Kapolres Toraja Utara, Sulsel, AKBP Yudha Wirajati, mengatakan, pria yang diserang dan diamankan warga bersama polisi karena hendak menyerang warga dengan badik, diduga kuat mengidap gangguan jiwa.

Pria yang awalnya dicurigai warga sebagai teroris itu, diketahui bernama Almadani, 40 tahun. “Dia bernama Almadani berasal dari Medan. Dia seorang musafir,” kata AKBP Yudha kepada wartawan di Rantepao, Senin (30/8/2021).

ADVERTISEMENT

Almadani diamuk oleh warga di Rantepao, Minggu, 29 Agustus malam. Ia dilumpuhkan oleh warga karena hendak menyerang dengan badik.

Kapolres Toraja Utara AKBP Yudha Wirajati mengatakan saat ini Almadani diamankan di Polres Toraja Utara. “Dugaan sementara, Almadani mengalami kelainan jiwa. Namun, kita masih adakan penyelidikan,” katanya.

ADVERTISEMENT

Awalnya, Almadani dicurigai warga sebagai teroris karena gelagatnya dinilai mencurigakan. Sejak Minggu pagi, dia terlihat mondar-mandir didepan Masjid Raya Rantepao dengan menggendong tas rangsel di pundak.

Karena dicurigai akan berbuat hal-hal yang membahayakan, warga kemudian menelpon polisi supaya pria itu diamankan. Saat dua anggota polisi tiba dan berusaha mendekati pria ini secara persuasif, dia malah mengamuk dan berusaha melawan dengan senjata tajam.

Warga di sekitar lokasi kejadian di Jalan Andi Mappanyukki, Rantepao, terpancing hingga mengepung pria itu. Almadani makin mengamuk saat dikepung warga. Dia menghunus benda tajam sejenis badik.

Warga yang mulai marah akhirnya memukul korban dengan bambu, balok kayu dan melemparinya dengan batu. Hingga akhirnya polisi tiba di lokasi kejadian mengamankan pria berambut gondrong itu.

Usai diamankan, kaki Almadani diikat tali rapiah dibawa ke RS Elim Rantepao. Selanjutnya digiring ke Mapolres Toraja Utara.

Sebelum diamankan dengan cara dikepung warga, sesuai keterangan warga kepada polisi, Almadani sempat berbelanja di salah satu kios di Jalan Sawerigading. Almadani kemudian bertanya ke pemilik warung soal agama pemilik warung.

Sang pemilik warung yang bernama Mama Kevin, kemudian menjawab beragama Kristen. Almadani kemudian meminta pemilik warung untuk pindah ke agama Islam. Kepada Mama Kevin, Almadani juga mengatakan akan mematahkan salib-salib yang disembah oleh orang kristen. Kemudian, air mineral yang diambilnya ditukar dengan minyak zaitun.

Setelah itu, Almadani kemudian berjalan menuju Masjid Raya Rantepao dan duduk di sekitar masjid. Saat polisi tiba di TKP, Almadani langsung mengeluarkan badiknya. Ia mengayunkan ke arah petugas sambil berteriak “Allahuakbar, saya siap mati.”

Anggota polisi yang bertugas terus melakukan pendekatan agar Almadani bisa tenang. Namun Almadani tetap mengamuk mengayunkan badiknya ke arah petugas dan warga sekitar. Karena makin mengamuk, warga sekitar secara spontan menyerangnya dengan kayu dan balok. Namun akhirnya, dia berhasil diamankan polisi dibantu warga. Dia kemudian dibawa ke RS Elim dengan kaki diikat tali rapiah untuk mendapatkan perawatan medis. Selanjutnya, Almadani digiring ke Polres Toraja Utara.

Menurut AKBP Yudha, polisi memeriksa isi tas yang dibawa Almadani setibanya di Mapolres Toraja Utara. Saat digeledah tasnya, tidak ditemukan barang berbahaya, terutama bahan peledak. Polisi hanya menemukan beberapa buku agama dan sarung badik.

Terkait kasus ini, AKBP Yudha meminta warga tidak terprovokasi dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kepada polisi. “Kami sudah tangani, yang bersangkutan sudah diamankan,” katanya. (***)

ADVERTISEMENT