LUTIM – Kepala BKPSDM Luwu Timur, Kamal Rasyid, menutup Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) di Aula Hotel Sikumbang Kecamatan Tomoni, Minggu (18/11/2018). Penutupan pelatihan BTCLS ini dihadiri Ketua Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Sulsel, Ns. Muh. Syafar Sangkala, narasumber dari HIPGABI Sulsel, Muh Idrus, dan Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Luwu Timur, Putu Artawan.
Kasubid Diklat Teknis dan Prajabatan BKPSDM, Ahyar Haeruddin mengatakan, Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam penanganan dan penilaian penderita, menentukan penanganan kasus trauma berdasarkan prioritas dan mampu mempraktekkan pengkajian fisik pada pasien multiple trauma sesuai dengan konsep yang diajarkan.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 15 hingga 18 November 2018 diikuti tenaga perawat RSUD dan Puskesmas sebanyak 90 orang yang dibagi dua angkatan, dimana setiap angkatan berjumlah 45 orang peserta tersebut mendatangkan Trainer dari Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Sulsel dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Luwu Timur untuk membagi ilmu.
“Rangkaian pelatihan diawali dengan pre-test BTCLS yang bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta terkait kegawatdaruratan trauma dan kardiovaskular, serta untuk memberikan gambaran kepada peserta tentang konten dari pelatihan BTCLS. Ujian evaluasi baik teori maupun praktik dilakukan pada hari terakhir BTCLS,” terang Ahyar.
Sementara itu, Kepala BKPSDM Luwu Timur, Kamal Rasyid mengatakan, Pelatihan BTCLS sendiri merupakan pelatihan wajib sebagai salah satu prasyarat yang harus dimiliki oleh seorang perawat yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas.
BTCLS adalah tindakan untuk memberikan pertolongan pada korban bencana atau gawat darurat guna mencegah kematian atau kerusakan organ sehingga produktivitasnya dapat dipertahankan setara sebelum terjadinya bencana atau peristiwa gawat darurat.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas para tenaga medis, terutama dalam menangani pasien yang membutuhkan perawatan gawat darurat. Diharapkan, dengan pelatihan ini, peserta bisa memahami dengan baik sehingga dapat diimplementasikan sesuai tugas di lapangan,” ujar Kamal saat membacakan sambutan Bupati.
Hal ini tentunya selaras dengan tuntutan masyarakat kepada RSUD dan Puskesmas yang ada di Luwu Timur agar tenaga medis bisa lebih profesional dan lebih kompeten dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat yang tentunya akan berpengaruh terhadap peningkatan pelayanan di RSUD dan Puskesmas.
“Peserta pelatihan harus benar-benar diaktualisasikan hasil pelatihan ini dengan baik. Jangan hanya sekedar mengikuti dan mendapatkan sertifikat saja. Saya pikir kalau memang peserta yang belum layak atau tidak berkompeten untuk tidak diberikan sertifikat,” terang Kamal Rasyid saat menutup pelatihan BTCLS. Pada kesempatan tersebut, 6 orang peserta terbaik selama pelatihan mendapatkan piagam. (has/liq)