Tiga Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Palopo Dilantik

1104
Rektor UM Palopo, Salju melantik tiga dekan dan Direktur Program Pascasarjana (PPS) UM Palopo periode 2019-2023.
ADVERTISEMENT

PALOPO — Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, Prof Ambo Asse melantik tiga Wakil Rektor (WR) Universitas Muhammadiyah (UM) Palopo masa jabatan 2019-2023 di Lantai 3 Rektorat, Selasa (25/6/2019).

Ketiga tersebut adalah WR 1 Bidang Akademik Al-Islam Kemuhammadiyahan, Sapar Safruddin, WR 2 Bidang SDM Bisnis dan Aset, Hadi Pajarianto, WR 3 Bidang Kemahasiswaan Alumni dan Kerjasama, Suhardi M Anwar.

ADVERTISEMENT

Setelah itu dilokasi yang sama, Rektor UM Palopo, Salju melantik tiga dekan dan Direktur Program Pascasarjana (PPS) UM Palopo periode 2019-2023.

Masing-masing, Hapid , sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI), Imam Pribadi sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FIKIP), Hikmah sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Pertanian dan Kelautan, dan Muh Yusuf Qamaruddin sebagai Direktur PPS.

ADVERTISEMENT

Pengangkatan WR berdasarkan Ketua SK Majelis Dikti Litbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof H Lincoln Arsyad tertanggal 13 Mei 2019. Sedang pengangkatan Dekan dan Direktur PPS berdasarkan SK Rektor UM Palopo, Salju tertanggal 13 Juni 2019.

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Prof Ammbo Asse, saat memberikan sambutan pada pelantikan Wakil Rektor dan Dekan Universitas Muhammadiyah Palopo mengatakan, unsur pimpinan yang dilantik seperti Wakil Rektor, Dekan, dan Ketua Program Studi, wajib membantu Rektor pada bidang masing-masing.

Meski demikian, tidak semua posisi Rektor bisa diwakili oleh unsur pimpinan. Sebab ada pula yang hal-hal tertentu yang hanya bisa dilakukan oleh Rektor. ”Saya harap, semua pihak internal maupun eksternal bersinergi untuk memajukan kampus,” katanya.

Ia menegaskan, jika ada diantara oknum-oknum di Universitas Muhammadiyah yang dianggap menjadi pengganggu jalannya organisasi, maka menurutnya wajib untuk segera diganti. Jangan sampai kata Prof Ambo Asse, hanya karena satu dua orang saja menghambat laju perkembangan organisasi. ”Kalau ada yang bersekongkol, mengganggu jalannya organisasi diganti saja. Daripada mengganggu pikiran,” tegasnya. (asm)

ADVERTISEMENT