TIMIKA–Jenazah dua guru asal Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, yang ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua berhasil di evakuasi ke Timika, Sabtu (10/4/2021), sekitar pukul 12:45 WITA.
Jenazah dua korban diterbangkan menggunakan pesawat perintis milik Spirit Aviation Sentosa (SAS), dan tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika. Kedua korban adalah Oktovianus Rayo (40), dan Yonatan Renden (28).
Saat tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika, kedua jenazah korban dijemput kerabat dan keluarga langsung dibawa menuju kamar jenazah RSUD Mimika untuk dilakukan pemulasaraan jenazah.
“Usai kedua jenazah dipemulasaran langsung diserahkan kepada keluarganya untuk dibawa ke rumah duka,” ujar Humas RSUD Mimika, Luky Mahakena, dilansir KORAN SERUYA dari Seputarpapua.com.
Diberitakan warga Toraja yang bermukim dan mencari nafkah di Bumi Cenderawasih, Papua kembali berduka cita, Jumat (9/4/2021). Sebab, sepanjang Kamis dan Jumat ini, ada dua warganya yang tewas akibat teror dan kekejaman Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) Papua, yang tidak saja menembaki warga sipil secara membabi buta, tapi juga membakar sekolah yang ada di Kabupaten Puncak Provinsi Papua itu.
Setelah guru SD, Oktavianus Rayo (42) yang juga asal Toraja yang ditembak mati saat sedang menjaga kiosnya oleh KKB pada Kamis (8/4/2021) pagi kemarin, kini kasus yang sama, Jumat petang tadi pukul 16.45 WIT di daerah Distrik Beoga Kabupaten Puncak, Papua, seorang guru SMP, lagi-lagi asal Toraja, harus meregang nyawa usai diberondong peluru menggunakan senjata laras pendek, di bagian dadanya di rumahnya sendiri, di Distrik Beoga.
Kabar ini dibenarkan Kepala Humas Satgas Nemangkawi, AKBP Iqbal Alqudussy, saat dikonfirmasi, Jumat malam.
“Tim gabungan TNI-Polri sudah mengantongi nama-nama Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menembak mati guru SMP Negeri 1 Julukoma, Jumat (9/4/2021), pukul 16.45 WIT di daerah Distrik Beoga Kabupaten Puncak, Papua,” katanya.
“Mereka kini kabur ke wilayah Beoga dan sedang dikejar petugas gabungan TNI-Polri,” imbuh dia lagi.
Iqbal menyampaikan, warga Papua tetap diminta agar tidak perlu takut atas teror-teror yang diciptakan oleh KKB.
Dia juga menekankan kembali, penembakan kepada warga sipil tersebut merupakan bukti terdesaknya KKB. Mereka akhirnya menembak warga sipil tak bersalah.
“Aksi mereka sangat tidak bertanggung jawab, dan merampas HAM orang lain dengan cara membunuh,” katanya.
Dalam insiden penembakan di Distrik Beoga itu, guru SMP bernama Yonatan Renden asal Toraja, Sulawesi Selatan meninggal dunia di Puskesmas Distrik Beoga, Kabupaten Puncak karena luka tembak.
Korban berhasil dievakuasi petugas dari lokasi penembakan di rumahnya.
“Telah terjadi penembakan terhadap guru SMPN 1 Julukoma hingga meninggal dunia oleh kelompok separatis bersenjata,” kata Kapolres Puncak, Kompol Nyoman kepada awak media, Jumat malam ini.
Kapolres mengatakan, pascapenembakan, hingga kini aparat TNI-Polri masih melakukan pengamanan dan pengejaran kelompok KKB tersebut.
Selain menembak mati guru SMP, KKB juga sempat menculik Kepala Sekolah SMPN 1 Julukoma, Junedi Arung Salele. Namun, Junedi telah berhasil diamankan di Koramil Beoga.
Penembakan terhadap warga sipil merupakan yang kedua kalinya dilakukan KKB dalam dua hari berturut-turut. (***)