Belum Banyak yang Tahu, Tokoh Ini Ikut Berperan Penting dalam Pemekaran Luwu Utara, Ternyata Sosoknya….

922
ADVERTISEMENT

JAKARTA–Luwu Utara kini usianya semakin dewasa, telah menginjak 22 tahun sejak pemekaran dari kabupaten induknya, Luwu tahun 1999 silam, atau tepatnya 27 April 1999.

Namun dibalik layar pemekaran kabupaten yang baru punya 3 bupati definitif itu, masih banyak Wija To Luwu yang belum mengenal siapa saja tokoh yang namanya jarang diungkap ke permukaan tapi kontribusinya cukup besar dalam menyukseskan proses pemekaran Bumi Lamaranginang nama lain bagi Luwu Utara.

ADVERTISEMENT

Sehari jelang HUT Luwu Utara, Senin 26 April lalu, Koran Seruya menghubungi H. Arsyad Kasmar, satu diantara banyak tokoh pemekaran Luwu Utara yang juga pengusaha tenar asal Baebunta, untuk menggali informasi tentang pemekaran Luwu Utara.

Arsyad menceritakan pengalamannya dan membeberkan siapa-siapa saja tokoh, Wija To Luwu yang berdedikasi mendorong pemekaran di Jakarta.

ADVERTISEMENT

“Kalau kita flashback ke belakang, di balik layar banyak sebenarnya tokoh-tokoh yang patut kita sebut dan rakyat harus berterima kasih atas pengorbanannya dalam pemekaran Luwu Utara,” sebut Arsyad.

H Arsyad Kasmar bercerita tentang sesiapa tokoh dibalik pemekaran Luwu Utara, Senin (26/4/2021). (Foto: dok pribadi)

Arsyad mulai menyebut beberapa nama, mulai dari H. Andi Fachri Laluasa, Luthfi Andi Mutty, Arifin Junaidi, Dick Darmadi, Ryaas Rasyid, hingga tokoh sentral asal Wotu Luwu Timur yang menjadi pengusaha sukses di Batam, yang dikenal dekat dengan Presiden BJ Habibie saat itu, yakni Almarhum Haji Yunus Mahmud.

Tokoh inilah yang disebut Arsyad Kasmar, sebagai salah satu tokoh sentral yang tidak terkenal tapi punya peranan penting karena kedekatannya dengan orang nomor 1 di Indonesia ketika itu.

“Kita jangan melupakan jasa beliau, kedekatannya dengan Presiden BJ Habibie saat itu adalah paling sentral sehingga Luwu Utara bisa mekar. Tentunya di samping tokoh-tokoh lain yang sudah sering kita dengar disebut namanya, beliau juga sebagai tokoh yang turut berjuang di garis diplomasi,” ungkap pengusaha perkebunan dan pertambangan itu.

Arsyad meskipun juga menjadi salah satu tokoh Pemekaran Luwu Utara namun ia menolak untuk diekspose terlalu berlebihan.

“Apa ji ini saya kasihan. Di Jakarta kerjaku hanya bawa-bawa map kesana kemari dan berdoa untuk pemekaran, tapi bagi Wija To Luwu yang belum paham sejarah pemekaran, saya ingin kita semua jangan melupakan jasa Alm. H. Yunus Mahmud, beliau dan Pak Habibie sangat berkawan baik, Al Fatihah bagi keduanya,” ujar Arsyad merendah seraya mengirimkan doa bagi kedua tokoh panutan itu.

“Saya saksi mata, saat bertemu Pak Presiden saat itu (Habibie), beliau bilang begini ke Alm. Yunus Mahmud: Ini hadiahmu ini. Hadiah dari saya untukmu ini (pemekaran),” ucap Arsyad menirukan ucapan Alm. BJ Habibie saat mereka bertemu di kediaman Habibie di Patra Kuningan, Jakarta.

“Saya juga heran, kenapa orang banyak melupakan jasa beliau. Saat itu Habibie presiden. Dia yang berkuasa. Sehingga beliau langsung perintahkan Mendagri Sarwan Hamid saat itu, untuk segerakan pemekaran. Coba kalau tidak ada beliau,” sambungnya.

Diketahui, sejarah pemekaran wilayah Kabupaten Luwu menjadi 3 pemekaran kab/kota tentu saja memiliki banyak cerita menarik di balik layar atas proses terjadinya Pemekaran itu sendiri.

Latar belakang keterlibatan para tokoh, mulai dari tokoh politik, birokrasi, pengusaha, pemuda dan lainnya tentu sarat dengan muatan-muatan kepentingan terselubung di dalamnya.

Meskipun tujuan dari pemekaran dan otonomi daerah sebagian besar demi mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat.

Wallahu’alam

(iys)

ADVERTISEMENT