PALOPO——Beraneka ragam kendala jadi tantangan bagi tim sepakbola Askot PSSI Palopo dalam perhelatan Pra Porprov Grup 6 di Luwu Timur, awal Agustus mendatang.
Dirangkum Koran Seruya dari berbagai sumber, kendala klasik adalah soal dana.
Minimnya anggaran di kas Askot PSSI Palopo saat ini, membuat sejumlah program tim besutan Anton Samba itupun ikut terganggu.
Misalnya rangkaian ujicoba dan TC atau Training Center ke 24 pemain sebelum bertolak ke Luwu Timur.
“Baju tim saja belum ada hingga kini, sementara Tim daerah lain sudah pamer kaos Jersey tim mereka di Sosmed. Belum lagi masalah TC pemain, jadwal ujicoba, administrasi pemain yang lintas wilayah dan lainnya,” sebut salah satu pengurus Tim Pra Porprov Palopo, yang minta namanya jangan diekspos, Selasa (13/7/21).
Bukan hanya itu, kepastian keberadaan Tim Pra Porprov Kota Palopo di Sorowako Luwu Timur pada 8-11 Agustus 2021 juga hingga kini belum ditentukan.
Misalnya soal kapan rencana berangkat, demikian juga soal akomodasi (penginapan), konsumsi dan bus transportasi para pemain dan official pun belum tuntas dibahas hingga saat ini.
Belum lagi masalah lain yang berkaitan dengan fulus.
“Kita saat bertanding tentu harus ready alat-alat kesehatan, bagaimana jika pemain nanti ada yang cedera di lapangan, bagaimana uang kartu kuning dan kartu merah saat pertandingan. Obat dan vitamin, laundry baju team dan sebagainya,” katanya lagi.
“Kita masih ada waktu sekitar 3 minggu lagi. Masalahnya Tim Pra Porprov Palopo ini seperti tidak punya Manajer Team yang mengurusi semua masalah itu. Sepertinya, semua hanya mau terima beres dari Pak Dokter (ketua Askot PSSI Palopo), tidak ada mandat Manajer membuat tim kelimpungan, kita seperti mundur, tak profesional karena hal itu tadi, atau mungkin juga Porprov bukan prioritas Askot PSSI Palopo lagi? Ya bisa jadi begitu,” ulasnya.
Berbagai kalangan pemerhati sepakbola di kota Palopo yang dihubungi Koran Seruya juga menyayangkan minimnya perhatian Pembesar di kota Palopo atas masalah-masalah seperti ini.
Cendrana Saputra Martani, yang juga anggota DPRD Palopo bahkan namanya masuk sebagai anggota Exco PSSI Palopo merasa sangat prihatin jika sepakbola kota idaman ini jika sampai “setback”.
“Kepedulian kita semua terutama Pejabat dan Pengusaha di kota Palopo untuk bagaimana caranya turun tangan membantu Tim Pra Porprov kita. Jangan sampai nanti malah para pemain sendiri, yang berdiri di lampu merah menggalang dana, ini kan tidak baik, itu berarti kita udah setback (mundur),” tegas Cendrana, Selasa malam (13/7).
“Kami paham anggaran olahraga dipangkas karena refocusing akibat Pandemi Covid-19, tetapi kan banyak cara yang bisa ditempuh jika Pemkot dan Askot PSSI Palopo bersinergi, karena toh jika berprestasi nama daerah kita sendiri yang bakal terangkat,” tandasnya.
(*)