MENDENGAR kata germo, yang terbayang dalam benak adalah seorang wanita gemuk dengan dandanan menor, perhiasan emas penuh di tangan dan leher. Sambil duduk di
kursi goyang, mengisap rokok, klepas-klepus, kayak kereta batu bara. Gayanya nggak beda seperti Bos geng Mafia.
Itu tampilan germo masa dulu, beda dengan germo masa kini. Tapi, germo di zaman now, bisa ditemukan di mana saja, bisa di salon, di kafe sambil minum kopi, teh atau camilan yang lain, sementara tangannya siap dengan HP canggihnya, memamerkan foto wanita cantik yang akan dijual pada si pelanggan, alias hidung belang.
Nah, germo yang ada di Kota Palopo, Sulsel ini, tercatat germo zaman milineal. Namanya Rusli alias Reza, 42 tahun. Dia ditangkap tim Resmob Polres Palopo, Selasa (10/19/2019) malam lalu, sekitar pukul 23:30 Wita, di kawasan Terminal Dangerakko Palopo.
Germo ini berurusan polisi lantaran ‘menjajakan’ anak dibawah umur kepada pria hidung belang. Korbannya masih ABG, umur 13 tahun, inisial NHP. Polisi mengungkap, NHP yang berasal dari daerah Bonebone, Luwu Utara ini, sudah empat kali ‘dijual’ ke pria hidung belang.
Bagaimana muasalnya sampai NHP terjerumus praktik transaksi ‘seks instan’ ini? Kisahnya, Rusli bertemu dengan NHP di sebuah salon milik pelaku. Korban yang masih bau kencur itu datang ke salon Rusli, warga Jalan Andi Nyiwi, Kota Palopo.
Saat di salon itulah Rusli menawarkan pekerjaan kepada korban dengan iming-iming akan mendapatkan uang. Pekerjaannya jadi ‘ayam-ayam’ dengan bujuk rayu korban jika bersedia akan mendapatkan banyak uang.
Tentu saja, bagi remaja yang tidak mampu menahan diri, tidak tahan godaan, yang penting dapat uang mudah dan banyak. Pokoknya tinggal, ah uh aja deh. Hemm, tapi apakah sudah separah itu generasi muda sekarang ini? Demi gaya hidup, rela menjual diri? Siapa yang bertanggung jawab? Ya, yang paling dekat keluarga. Lihat perubahan anak gadisnya, kalau tiba-tiba berpenampilan glamour, perlu dicurigai.
Kembali ke kisah NHP, singkat cerita, dia setuju jadi ‘ayam-ayam’. Akhirnya, pelaku memasang foto NHP via aplikasi mi chat. Strategi ini sangat jitu. Hanya hitungan jam, pria hidung belang sudah ada yang menawar. Rusli kemudian membawa NHP bertemu dengan si pemesan.
Transaksi disepakati, sekali kencan dihargai sebesar Rp500.000. Selanjutnya, Rusli memerintahkan NHP ikut dengan pria hidung belang tersebut ke sebuah wisma
di Palopo. Dan, sudah bisa ditebak apa yang terjadi di wisma tempat si pria hidung belang membawa NHP.
Rupanya, Rusli sebagai germo ketiban rejeki besar dari si korban yang rela digauli seharga Rp500 ribu. NHP hanya mendapatkan Rp100 ribu, Rusli dapat Rp400 ribu.
Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Ardy Yusuf membenarkan kasus ini. Menurut dia, sesuai pengakuan pelaku yang sudah ditahan, bahwa dirinya sudah 4 kali menjual NHP ke pria hidung belang. Tarif sekali kencan kisaran Rp500 ribu. “Korban biasa diberi Rp100 ribu, biasa juga Rp150 ribu,” kata AKP Ardy Yusuf, Rabu (11/12/2019).
Dalam kasus ini, polisi mengamankan barang bukti sebuah smartphone. “Barang bukti ini menguatkan keterlibatan pelaku dalam transaksi prostitusi anak dibawah umur. Modusnya pelaku menawarkan korban ke pria hidung belang lewat aplikasi mi chat,” jelas AKP Ardy Yusuf.
Yup, kasus ini sepatutnya jadi perhatian masyarakat, terutama para orangtua yang memiliki anak gadis. Bahwa kasus prostitusi di saat sekarang ini, bisa jadi akan bekembang dan pengikutnya atau yang dijual adalah wanita belia dengan alasan ekonomi. Klise memang, tapi begitulah kenyataannya. Mereka juga terjebak gaya hidup yang glamour. Melihat idola mereka, para artis yang selalu pamer kekayaan dan juga gaya hidup keren. (tari)