PALOPO–Pemerintah Provinsi Sulsel bakal mengganti nama Bandara Bua, Kabupaten Luwu. Penjabat Gubernur Sulsel, Soni Sumarsono mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya usulan nama kepada pemerintah daerah Luwu dan Palopo untuk menentukannya. Termasuk usulan dari masyarakat.
Dengan catatan nama yang diusul punya makna dan sejarah sehingga Bandara Bua terbentuk. Tokoh Muhammadiyah Tana Luwu, Abubakar Malinta turut berkomentar. Menurutnya nama yang pas adalah Bandara Kamrul Kasim. Alasannya, mantan Bupati Luwu itu berjasa besar sehingga bandara Bua bisa dibangun. ” Saya masih ingat bagaimana usaha beliau sehingga bandara Bua bisa terwujud,” katanya.
Dia menceritakan, saat menjabat Bupati Luwu, Kamrul terjun langsung mempersiapkan lahan untuk Bandara Bua. Termasuk melobi pemilik-pemilik sawah dan kebun di Bua yang rencananya akan dijadikan lokasi bandara. Kamrul juga berhasil meyakinkan utusan dari Departemen Perhubungan RI, bahwa Bandara akan dibangun tanpa ada masalah dengan tanah.
“Saya tahu persis perjuangan Pak Kamrul. Bahkan, untuk menjamu bupati kala itu kepala desa setempat mengambil kelapa di kebun saya. Jadi, sangat tepat menurut saya jika Bandara Bua diganti menjadi Bandara Kamrul Kasim,” kata Abubakar. Hal yang sama juga diungkapkan oleh anggota DPR RI asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Abubakar Wasahua.
Menurutnya, sebagai bentuk penghargaan nama Bandara Kamrul Kasim sangat tepat. ” Kita perlu menghargai perjuangan almarhum sehingga Bandara Bua terwujud,” katanya. Pemprov Sulsel berencana akan mengundang Presiden Jokowi untuk meresmikan Bandara Bua sekaligus melaunching nama yang baru.
Saat ini, Bandara Bua sudah dilayani oleh dua maskapai penerbangan yakni Wings Air dan Garuda sejak beberapa waktu lalu. Begitu tingginya animo masyarakat Tana Luwu untuk menggunakan moda transportasi udara yang cepat, setiap hari kursi yang disiapkan penuh penumpang. Untuk tiket Bua-Makassar dibandrol harga mulai Rp 300 ribu hingga Rp 800 ribu. (eca/adn)