KORANSERUYA.COM–Acara ‘mappetuada’ atau pelamaran gadis cantik yang juga calon dokter bernama Aqilla Nadya di Soppeng benar-benar viral. Berita pelamaran gadis ini ramai diberitakan media online nasional, termasuk regional Sulawesi Selatan.
Pria yang melamarnya adalah Omar Muhammad Sahar, putera pengusaha ternama asal Gowa, H. Sahar. Yang membuat pelamaran Aqilla Nadya jadi viral lantaran uang panaiknya dikabarnya sebesar Rp3 miliar, termasuk mobil, rumah, dan berlian.
BACA JUGA: Kominfo Palopo Berdayakan Tim IT Lokal, Kelola Layanan Publik Berbasis Elektronik di Jajaran Pemkot
“UANG PANAI 3 Milyar gaeeees…😁😁😁 #lokasi cabbenge , kab shoppeng , sulsel. H omar sahar (bos minyak/spbu ) dengan Aqilla nadya ( bu dokter),” demikian postingan di Facebook yang mengabarkan lamaran Aqila dan Omar yang kini viral.
“Uang Panai 3 Milyard… Dan mobil,berlian serta Rumah,” tulis akun Facebook lainnya yang postingan tersebut hingga kini sudah dibagikan ulang hingga 5 ribu kali.
Selain ribuan kali dibagikan ulang, postingan Facebook mengenai lamaran pasangan yang digelar di Soppeng, Sulawesi Selatan, pada Senin (10/2/2020) itu juga dibanjiri komentar. Tak sedikit netizen yang berkomentar bertanya apa sebenarnya uang panai.
BACA JUGA: Indah Vs Tokoh Lama, Ini Prediksi Tiga Paslon yang Nyalon di Pilkada Lutra
Keluarga Omar Sahar, Muhammad Albar, membenarkan prosesi mappetuada sudah selesai diadakan di kediaman mempelai perempuan. Namun, Albar enggan berkomentar secara detail soal jumlah uang panai yang disebut mencapai Rp3 miliar.
Sebab, kata dia, pihak keluarga tidak pernah membeberkan soal jumlah uang panai dan sebagainya. “Informasi itu kita selaku sahabat juga tidak tahu pasti karena pada saat acara kami tidak mendengar disebutkan mengenai hal tersebut. Jadi cuma pihak keluarga yang tahu,” ujar Muhammad Albar, dilansir KORAN SERUYA dari detikcom, Selasa (11/2/2020).
Albar sendiri turut mengantar sang sahabat dalam prosesi mappetuada. Dia mengatakan prosesnya memang berlangsung meriah, namun dia mengatakan para kerabat hingga pihak keluarga menganggap mappetuada itu lebih sebagai proses memantapkan silaturahmi menuju ke tahap selanjutnya seperti akad dan resepsi.
“Poin pentingnya kami bisa bersilaturahim dengan teman-teman lainnya. Saya melihat banyak pejabat penting daerah yang hadir. Evi Masamba turut memeriahkan acara. Makanan khas daerah Bugis yang disajikan luar biasa. Sangat berkesan acara mappetuada kemarin sahabat kami Haji Omar,” katanya.
Saat kembali disinggung soal jumlah uang panai yang fantastis, Albar lagi-lagi enggan terbuka. Dia mengatakan proses lamaran ini tidak semata dipandang dari segi besaran uang panai yang diberikan.
BACA JUGA: Belum Ada Tersangka, Begini Perkembangan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi NUSSP di Palopo
“Menurut saya jumlah panai yang viral itu tidak penting untuk dijadikan pembahasan. Karena di sini poinnya adalah ada pasangan yang sedang menjalankan ibadah, menjalankan perintah Allah dan sedang berbahagia,” kata Albar.
“Mau uang mahar itu Rp100 atau Rp 1 triliun pun sebenarnya bukan menjadi topik utama, yang utama adalah kebahagiaan mereka dan keluarga. Sedangkan saat acara belangsungpun tidak ada disebutkan jumlah jumlah uang mahar yang viral tersebut,” imbuhnya.
Albar mengatakan, melalui dirinya, pihak keluarga bahkan tidak tahu soal jumlah uang panai yang viral. Mereka juga baru tahu setelah dimintai konfirmasi wartawan. “Artinya kami sebagai sahabat dan kerabat juga tidak mendengar dan tidak ingin tahu mengenai angka tersebut. Haji Omar juga bilang jujur baru tahu nilai mahar saat reporter detikcom konfirmasi ke saya,” katanya.
Albar menyampaikan bahwa pasangan Omar dan Aqila belum lama ini menjalin hubungan kekasih namun langsung memantapkan niat untuk ke jenjang pernikahan.
“Mereka memang belum lama ini pacaran. Yang satu memang lagi nyari jodoh, yang satu baru lulus kedok (kedokteran) dan alhamdulillah ternyata memang jodoh,” pungkas Albar. (tari)