Duet AKAS Tampil Memukau, Kuasai Materi, Dipuji Pemerhati Ekonomi

308
ADVERTISEMENT
MAKASSAR–Debat Publik Pilkada Luwu Utara yang digelar di Ballroom Four Points Sheraton Makassar, Minggu 22 November 2020, petang.
Pasangan Calon, Arsyad Kasmar-Andi Sukma (AKAS) yang bernomor urut 3, dinilai banyak kalangan dan pemerhati tampil paling memukau dengan ide-ide dan gagasannya dalam jabaran visi misi dan program dalam Debat Publik berdurasi dua jam itu.
Kekompakan calon bupati dan wakil bupati Luwu Utara itu dipertontonkan oleh Arsyad Kasmar-Andi Sukma yang mengawali debat dengan penjabaran visi misi secara lugas dan gamblang dalam waktu 2 menit.
Debat yang tayang di TV nasional dan dimoderatori oleh Liviana Cherlisa itu, jutaan pasang mata tertuju pada duet berakronim AKAS yang tidak saja kompak tapi secara cerdas memaparkan visi misi dan programnya dengan tepat waktu.
Di sesi pertama, Cabup Arsyad Kasmar menonjolkan visi misi ekonomi kerakyatan jika kelak terpilih yang berbasis pada peningkatan kualitas SDM dan optimalisasi Sumber Daya Alam (SDA) menuju era industri berbasis produksi SDA di Luwu Utara dari sektor perkebunan kehutanan, pertanian dan perikanan.
Di sesi kedua pendalaman visi misi, Arsyad Kasmar yang memilih amplop C dengan pertanyaan seputar kemajemukan Luwu Utara dengan ragam keyakinan, paham, agama dan suku bangsa serta bagaimana cara menangkal paham radikal.
Secara cerdas Arsyad Kasmar menjelaskan kiat-kiatnya dalam mempersatukan kemajemukan tersebut dimana kepemimpinan yang adil bagi semua golongan adalah kata kuncinya.
“Luwu Utara, adalah miniatur Indonesia, semua suku ada disini, beragam agama, budaya, untuk itu kehadiran pemimpin yang adil bagi semua golongan, rahmatan lil alamin yang akan membuat keberagaman itu menjadi potensi untuk membangun Lutra lebih baik tanpa harus khawatir dengan paham liberal dan radikal,” tandas Arsyad.
Sedangkan Andi Sukma yang ikut menimpali, menyebut faktor budaya dan kebiasaan masyarakat harus diperhatikan agar masyarakat bisa tumbuh dan hidup berdampingan dengan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Pengamat ekonomi, Afrianto Nurdin yang ikut menyaksikan debat tersebut memuji Paslon AKAS yang dinilainya telah menyentuh akar masalah yang menyebabkan Lutra terperosok pada jurang kemiskinan ketiga di Sulsel.
“Durasi debat yang cukup singkat memang tak bisa mengurai semua masalah di Luwu Utara, tapi paling tidak, ada problem utama yang sudah dipaparkan Arsyad dan Andi Sukma, dan juga tawaran solusinya,” lugas Afri.
Afrianto menilai ketiga Paslon sudah tampil maksimal dengan visi misi dan programnya.
Afri mengaku tertarik dengan pemaparan Arsyad soal pelibatan sektor swasta dan fokus pada sektor pertanian dengan pendekatan program hulu-hilir dengan mendorong lompatan ekonomi.
“Gagasan AKAS soal program industri hulu hingga hilir sangat menarik, karena mampu menyerap lapangan pekerjaan apalagi berbasis pertanian perkebunan kehutanan dan perikanan yang berdampak luas pada pemberdayaan petani dan nelayan.”
“Multiplier atau efek dominonya cukup besar, karena hasil produksi para petani dan nelayan terserap, di satu sisi penciptaan lapangan pekerjaan juga otomatis akan ikut terdorong,” ulasnya.
Pemerhati masalah ekonomi itu juga menilai apa yang disampaikan Cawabup Paslon nomor urut 2, Suaib Mansur soal Start Up sebagai “gula-gula” yang ia nilai tidak sesuai fakta yang ada, karena di periode pertama Indah-Thahar pernah diluncurkan Start Up “Lontara” oleh Dinas Perhubungan Lutra, hanya sayangnya program tersebut ternyata “mati suri” pungkas, Afri. (iys)
ADVERTISEMENT