Expedisi Sungai, DLH Lutra: Masamba Belum Aman dari Banjir

320
ADVERTISEMENT

Luwu Utara–Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Luwu Utara, melakukan Ekspedisi ke Hulu sungai Masamba (Salu Kula) tepatnya di wilayah Maipi (Desa Lero), Kamis (1/4/20).

Dari hasil penelusuran tersebut, Ahmad, selaku Kepala Bidang Pengendalian dan Kerusakan Lingkungan Dinas LH, Luwu Utara, menjelaskan, bahwa pasca banjir bandang, masih banyak informasi yang harus disampaikan kepada masyarakat, terutama perubahan (kerusakan) morfologi hampir seluruhnya terjadi pada sungai, terutama sungai Salu Bukae, Sungai Batu Lotong, Sungai Lattang Batu dan Sungai Banga, serta Sungai Mengkepe (Hulu Sungai Kula yang mengarah ke Puncak Bunta Lero).

ADVERTISEMENT

“setelah beberapa bulan ternyata masih menyisakan banyak ancaman, Luasnya daerah tangkapan air dan melebarnya sungai, dengan material bongkahan yang sangat rawan mengalami gelindingan (sliding) Yang bisa berdampak pada terakumulasinya energi apalagi pada wilayah gradien tinggi(terjal)” ungkap Ahmad kepada Koran SeruYA, Minggu (4/4/20).

Selain itu, sambung Ahmad, jika sampai saat ini Longsoran juga masih terus terjadi meski dalam skala kecil, Area longsoran terutama wilayah salu (sungai) bukae, Salu Batulotong, Salu Banga dan Salu Lattang Batu, temuan ini merupakan hasil pengamatan di lokasi dan ditunjang dengan Drone.

ADVERTISEMENT

“Ancaman masih terus berlangsung dalam artian bahwa saat ini Masamba Belum aman dari banjir” tuturya

“Yang turut menjadi pemicu khususnya di Masamba adalah tingginya sedimen yg mengakibatkan pendangkalan dan berpotensi Luapan air saat hujan dalam intensitas tinggi, Kewaspadaan dan mitigasi harus terus ditingkatkan sambil menunggu upaya Pemerintah dalam pembenahan tiga sungai terdampak Banjir tahun lalu” sambungnya

Selain Ancaman Banjir, Ahmad mengingatkan juga bahwa wilayah Lero dekat jembatan pelangi di Maipi, sangat rawan Longsoran terutama dinding sungai yang disusun oleh Material endapan sungai purba.

“Salah satu titik ancaman adalah lokasi sekitar jembatan pelangi karena bagian bawah atau dasarnya termasuk endapan lepas (bekas endapan sungai purba), daerah ini dan sepanjang ke arah utara adalah ancaman longsoran terus terjadi, terutama jika turun hujan” pungkasnya.

(*)

ADVERTISEMENT