Sudah 2 Guru Asal Toraja Tewas Ditembak KKB Papua, yang Terbaru Guru SMP Ini; Teror Kian Mengerikan di Kabupaten Puncak

5206
Yonatan Renden semasa hidup bersama sang istri tercintanya Dewi Gita Paliling, warga Toraja yang mengabdikan diri sebagai tenaga pendidik di Papua. (Foto: akun Facebook Almarhum)
ADVERTISEMENT

PAPUA–Orang Toraja yang bermukim dan mencari nafkah di Bumi Cenderawasih, Papua kembali berduka cita, Jumat (9/4).

Sepanjang Kamis dan Jumat ini, ada dua warganya yang tewas akibat teror dan kekejaman Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) Papua, yang tidak saja menembaki warga sipil secara membabi buta, tapi juga membakar sekolah yang ada di Kabupaten Puncak Provinsi Papua itu.

ADVERTISEMENT

Setelah guru SD, Oktavianus Rayo (42) yang juga asal Toraja yang ditembak mati saat sedang menjaga kiosnya oleh KKB pada Kamis (8/4/2021) pagi kemarin, kini kasus yang sama, Jumat petang tadi pukul 16.45 WIT di daerah Distrik Beoga Kabupaten Puncak, Papua, seorang guru SMP, lagi-lagi asal Toraja, harus meregang nyawa usai diberondong peluru menggunakan senjata laras pendek, di bagian dadanya di rumahnya sendiri, di Distrik Beoga.

Kabar ini dibenarkan Kepala Humas Satgas Nemangkawi, AKBP Iqbal Alqudussy, saat dikonfirmasi, Jumat malam.

ADVERTISEMENT

“Tim gabungan TNI-Polri sudah mengantongi nama-nama Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menembak mati guru SMP Negeri 1 Julukoma, Jumat (9/4/2021), pukul 16.45 WIT di daerah Distrik Beoga Kabupaten Puncak, Papua,” katanya.

“Mereka kini kabur ke wilayah Beoga dan sedang dikejar petugas gabungan TNI-Polri,” imbuh dia lagi.

Iqbal menyampaikan, warga Papua tetap diminta agar tidak perlu takut atas teror-teror yang diciptakan oleh KKB.

Dia juga menekankan kembali, penembakan kepada warga sipil tersebut merupakan bukti terdesaknya KKB. Mereka akhirnya menembak warga sipil tak bersalah.

“Aksi mereka sangat tidak bertanggung jawab, dan merampas HAM orang lain dengan cara membunuh,” katanya.

Dalam insiden penembakan di Distrik Beoga itu, guru SMP bernama Yonatan Renden asal Toraja, Sulawesi Selatan meninggal dunia di Puskesmas Distrik Beoga, Kabupaten Puncak karena luka tembak.

Korban berhasil dievakuasi petugas dari lokasi penembakan di rumahnya.

“Telah terjadi penembakan terhadap guru SMPN 1 Julukoma hingga meninggal dunia oleh kelompok separatis bersenjata,” kata Kapolres Puncak, Kompol Nyoman kepada awak media, Jumat malam ini.

Kapolres mengatakan, pascapenembakan, hingga kini aparat TNI-Polri masih melakukan pengamanan dan pengejaran kelompok KKB tersebut.

Selain menembak mati guru SMP, KKB juga sempat menculik Kepala Sekolah SMPN 1 Julukoma, Junedi Arung Salele. Namun, Junedi telah berhasil diamankan di Koramil Beoga.

Penembakan terhadap warga sipil merupakan yang kedua kalinya dilakukan KKB dalam dua hari berturut-turut.

Warga Toraja Kembali Gugur di Papua

Pembunuhan atas warga Toraja terjadi di daerah Distrik Beoga Kab Puncak Papua. Guru bernama Yonatan Renden, merupakan pengajar yang sudah lama mengabdikan diri di SMPN 1 Julukoma, Papua. Dia adalah seorang pendatang dari Toraja.

Ia meninggal dunia di Puskesmas Distrik Beoga Kab. Puncak, karena luka tembak, setelah dibawa dari lokasi penembakan, yaitu rumahnya sendiri.

Yonatan Renden dan istri, saat menikah 24 Maret 2018. Keduanya dikaruniai 2 orang anak. (Foto: FB)

Informasi lain, sore ini selain insiden penembakan guru SMP oleh KKB, terdapat juga kabar penculikan terhadap, kepala sekolah SMPN 1 Julukoma atas nama Junedi Arung Salele. Namun Junedi telah berhasil diamankan di koramil Beoga.

Selain itu, kabar mengenaskan lainnya, sekolah dasar (SD) dan SMP di kawasan itu juga dibakar KKB Papua hingga rata dengan tanah.

Bangunan yang dibakar merupakan gedung SD Jambul, SMP Negeri 1, dan SMA Negeri 1 Beoga serta rumah guru.

“Diperkirakan Pelaku dari kelompok Sabinus Waker yang sebelumnya juga melakukan penembakan terhadap seorang guru hingga meninggal dunia,” kata Pejabat militer di Papua.

Sampai kapan warga Toraja serta warga negara Indonesia lainnya di kawasan Papua bisa hidup tenang, tanpa teror dan pembunuhan keji oleh kelompok separatis biadab tersebut?

(*)

ADVERTISEMENT