SOCHI – Kroasia siap membongkar pertahanan Rusia pada laga perempat final di Stadion Olimpiade Fischt, Minggu (8/7). Tim tuan rumah itu bertahan sangat solid yang membuat Spanyol tersingkir dari perburuaan terbaik dunia.
Padahal, Rusia yang menggunakan pola bermain menyerang menghadapi lawan-lawannya pada fase grup, bermain bertahan saat melawan Spanyol. Hasilnya, mereka mampu menuntaskan permainan dengan kemenangan melalui adu penalti.
Olehnya itu, Kroasia akan mempersiapkan taktik jitu untuk menghadapi tuan rumah. Gelandang serang andalan Kroasia Ivan Perisic menyatakan, timnya akan meladeni taktik apa pun yang akan diterapkan Rusia. Dia menambahkan bahwa skuadnya sudah menyaksikan semua pertandingan lawannya itu, termasuk saat bertemu Spanyol.
Perubahan strategi Rusia dari menyerang menjadi bertahan tampaknya tidak akan membuat gentar Perisic.
“Anda harus beradaptasi dengan setiap lawan. Mereka pikir itu adalah taktik terbaik untuk mereka. Saya kira mereka membuat keputusan yang tepat (perubahan taktik),” kata Perisic, dikutip Reuters dan dilansir dari sindonews.
“Kami akan mempersiapkan dengan baik untuk kedua versi taktik mereka. Kami masih memiliki beberapa hari untuk mempersiapkan diri dengan baik,” tuturnya. Vatreni, julukan Kroasia, yang menjadi salah satu dari tiga tim yang meraih poin penuh pada fase grup menjadi juara Grup D dengan menga lahkan Nigeria, Argentina, dan Islandia.
Mereka mengandalkan permainan penyerang. Bahkan, Kroasia berhasil mencetak setidaknya dua gol di masing-masing pertandingan, termasuk tiga gol ke gawang Argentina. Meski begitu, Kroasia tampil sangat berbeda pada babak 16 besar. Luka Modric dkk sedikit lebih bertahan kala menghadapi Denmark.
Ketika Mario Mandzukic menyamakan kedudukan setelah tertinggal lebih dulu pada menit pertama dari Martin Jorgensen, mereka terlihat bermain sangat hati-hati. Beruntung mereka berhasil meraih tiket perempat final setelah menang melalui adu penalti.
Sejak capaian gemilang Kroasia menempati peringkat ketiga pada penampilan perdana mereka pada Piala Dunia 1998, generasi berikutnya dibebani harapan tinggi oleh para penggemar dan media lokal. Skuad Kroasia saat ini yang tak kalah bertabur bintang dibanding generasi 1998, juga tak terhindar dari beban itu.
Dengan pemain seperti gelandang kelas dunia Luca Modric, dan beberapa pemain depan berkualitas tinggi termasuk Man dzukic, Ante Rebic, Andrej Kramaric, dan Perisic, serang an tim asuhan Zlatco Dalic itu tentu sudah tidak diragukan lagi. Namun, mereka harus tetap fokus terhadap tim dan berusaha bermain dengan baik di atas lapangan.
“Saya pikir kami terutama harus fokus pada diri kami sendiri karena saya pikir tim kami memiliki kualitas lebih besar. Kami hanya perlu menunjukkan bahwa di lapangan dan kami dapat mengatur irama permainan,” ungkap Rebic, penyerang dari Eintracht Frankfurt itu. (liq)