LUWU – Bupati Luwu Timur, HM Thorig Husler bersama Wakil Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam menghadiri pembukaan Festival Keraton Nusantara (FKN) ke-13 di lapangan Pancasila Kota Palopo. Kegiatan yang diikuti kerjaan se-Nusantara ini dibuka Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, Senin (09/09/2019).
Selain Bupati dan Wakil Bupati, hadir pula Ketua DPRD Luwu Timur, H. Amran Syam, Sekretaris Daerah, H. Bahri Suli, Ketua dan Wakil Ketua TP PKK Luwu Timur, Hj. Puspawati Husler, dr. Ani Nurbani, Kepala OPD dan para Camat.
Sekjen Forum Komunikasi Informasi Keraton Nusantara (FKIKN), Gusti Kanjeng Ratu Wandansari Koes Moertiyah menyampaikan, FKN adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh FKIKN secara bergantian di setiap daerah, dimulai pada 24 tahun silam di Kota Surakarta pada tahun 1995.
“FKN bukan hanya sarana silaturahim Raja, Sultan, Pelingsir Pemangku Adat, serta Permaisuri untuk menjalin kesatuan kenegaraan, namun melalui FKN pula akan menjadi wahana informasi tentang keberadaan Keraton-Keraton di nusantara,” ungkap Gusti Moertiyah.
Ia juga menyampaikan bahwa, keberadaan Keraton merupakan tapak kehidupan masa lalu yang memiliki keagungan dan harus dipahami masyarakat. Penyelenggaraan FKN akan menjadi sarana memperkenalkan warisan-warisan adat, seni budaya keraton yang masih nyata keberadaannya.
Sementara itu, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah mengatakan bahwa, pelaksanaan FKN XIII di Luwu Raya merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan masyarakat di Sulsel. Karena selain menjadi tuan rumah, juga menjadi ajang silaturahmi bagi para Raja, Sultan, Pelingsir Adat dan Pemangku Adat.
“Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sulsel beserta segenap Walikota dan Bupati se-Tana Luwu sangat mendukung acara ini karena memang penyelenggaraan ini bertujuan untuk melestarikan budaya bangsa kita dan sekaligus dapat menjadi penjaga dan perekat bangsa demi kesatuan bangsa Indonesia,” ungkap Nurdin Abdullah.
Ia menambahkan bahwa, melestarikan budaya, bukan merupakan sifat elitis namun pelestarian budaya merupakan upaya memelihara aset bangsa untuk memajukan bangsa Indonesia.
“Potensi-potensi wisata yang ada di Luwu Raya perlu dimaksimalkan dengan upaya yang berkelanjutan agar anak cucu kita tetap bisa merasakan Tana Luwu Raya yang kita cintai,” tutupnya.
Terpisah, Bupati Luwu Timur, HM Thorig Husler berharap, melalui FKN ini dapat memberikan pengalaman individual bagi para pewaris untuk menjunjung tinggi nilai adat di masyarakat.
“Inilah yang menjadi kesyukuran kita, sebab FKN kali ini berlangsung di Tana Luwu. Kami berharap FKN dapat memberikan kesan yang baik bagi para tamu agung dan memberikan pengalaman berharga bagi rakyat Tana Luwu,” kata Husler.
Husler juga mengaku bersyukur Luwu Timur mendapat kehormatan menjadi pusat ramah tamah para Raja dan Sultan se Nusantara dalam rangkaian FKN Tana Luwu di Kecamatan Wotu, pada 12 September 2019. Termasuk pementasan teater I Lagaligo.
Usai pembukaaan oleh Gubernur Sulsel, acara dilanjutkan dengan penampilan tari kolosal Manurung RI Tana Luwu dan pertunjukan aksi polisi cilik.
Pementasan diakhiri dengan penyerahan Ulos oleh Penasihat Kesultanan Mangun Tua (Raja Matahari) dari Sumatera Utara, H. Edi Zulkarnain kepada Gubernur Sulsel, Bupati Luwu Timur, Walikota Palopo, Bupati Luwu dan Bupati Luwu Utara. (ikp/kominfo)