LUWU – Operasi patuh 2019, oleh Satuan Lalulintas Polres Luwu, menjaring ratusan pelanggar lalulintas. Beragam reaksi warga pengguna jalan, saat terjaring razia polisi. Ada yang memutar arah menghindari razia, ada juga yang nekat melintas.
“Sudah tahu dari media kalau akan ada razia operasi patuh, makanya semua kelengkapan berkendara saya bawa. Saya juga sebar ke grup WA Keluarga, agar melengkapi kendaraannya,” kata Muallim, warga Keppe, Desa Rantebelu, Kecamatan Larompong, Senin (2/9/2019).
Sementara Hasriana, warga Suli, justru mendukung jika polisi rutin melakukan razia di jalan raya. “Biar pada tertib berlalulintas, kalau melanggar langsung ditindak saja. Karena kami tahu bahwa kecelakaan berawal dari adanya pelanggaran lalulintas,” ujar Hasriana, sambil memperlihatkan surat-surat kendaraannya pada polisi.
Darwis, pengendara lainnya, memilih memutar arah, dia mengaku tidak punya SIM dan surat kendaraannya sudah habis masa berlakunya. “Daripada ditilang, lebih baik putar arah,” kata Darwis.
Operasi patuh hari kelima, berlangsung selama satu jam. Kali ini razia dilaksanakan di batas Kota Belopa-Suli. Puluhan pengendara terjaring.
Kasat Lantas Polres Luwu, AKP Muhtari, memimpin razia. Hasilnya, puluhan pengendara sepeda motor ditilang. “Jumlahnya hingga hari kelima sebanyak 156 pelanggar kami tilang,” kata Muhtari.
Selanjutnya, Muhtari mengingatkan pengendara untuk tidak panik dan tidak perlu memutar arah, jika di jalan sedang ada razia. “Justru akan membahayakan pengendara itu sendiri, jika tiba-tiba memutar arah,” katanya.
Polisi terus menghimbau pengendara, untuk menaati aturan lalulintas, tidak hanya selama pelaksanaan operasi patuh. (fit/liq)