Intip Kawasan THM Ulo-Ulo di Luwu, Ladies Bisa Booking Jika …

9461
Suasana salah satu Cafe di Kawasan Ulo-ulo
ADVERTISEMENT

MALAM baru menunjukkan pukul 20.00 wita, Rabu (03/07/2019). Hingar – bingar musik terdengar. Ada irama dangdut, India hingga koplo. Sejumlah wanita berpakaian ketat berdiri di depan bangunan permanen dan semi permanen menunggu tamu yang datang. Sesekali tertawa menggoda pengendara yang melintas.

Beginilah potret kehidupan malam di Kawasan Ulo-ulo, Desa Ulo-ulo, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu. Letaknya hanya sekitar satu kilometer dari kota Belopa. Pinggir pantai. Berbaur dengan rumah. Ada masjid di kawasan ini.

ADVERTISEMENT

Entah sejak kapan sejumlah Tempat Hiburan Malam (THM) di kawasan ini mulai dibangun. Ada Cafe Nagoya, Cleo, Gemini, Pasifik, MGM, Tripel, Alona dan lainnya. Berlomba-lomba menggaet tamu.

BACA JUGA :Siap-siap, Pemkab Luwu Bakal Tertibkan Kafe tak Berizin

ADVERTISEMENT

Mereka rata-rata berasal dari Makassar. Ada juga dari Palopo. Usianya bervariasi.

Cafe menyediakan minuman keras jenis bir. Sambil menenggak bir, pengunjung bisa karaoke ditemani ladies. Mereka duduk di sofa.

Selain melayani tamu, diantara ladies itu ada juga yang bisa memberikan layanan plus. Booking, istilahnya. ” Ada yang bisa dibooking, ada tidak. Tarifnya, sesuai kesepakatan. Tapi di luar jam kerja,” kata seorang ladies yang mengaku dari Makassar di salah satu cafe.

Ia mengatakan batas THM buka sampai pukul 02.00 dinihari. ” Tapi kalau malam minggu bisa lewat dari itu,” katanya. Pekan lalu, Pemkab Luwu mewacanakan untuk menertibkan THM. Termasuk di kawasan Ulo-ulo.

Wakil Bupati Luwu, Syukur Bijak mengatakan keberadaan THM mengganggu ketertiban warga. Ia memerintahkan untuk membentuk tim terkait penertiban THM di Kabupaten Luwu.

Sejumlah warga yang ditemui menyatakan mendukung upaya Pemkab tersebut. Bahkan mereka berharap bukan saja ditertibkan tapi seluruh THM di wilayahnya ditutup.

” Sangat mengganggu. Apalagi rumah warga yang berdekatan dengan cafe. Pengunjung Cafe juga tak perduli jam berapa tetap mengetuk warung untuk beli rokok,” kata warga setempat bernama Wahyuni.

Belum lagi perkelahian antara sesama pengunjung. Sudah beberapa kali kata dia, warga mengadu ke DPRD Luwu terkait keberadaan cafe ini. Hanya saja, hingga saat ini belum ada tindakan.

” Dulu warga pernah bertanda-tangan menolak cafe. Inisiatif kepala dusun. Tapi hanya satu minggu tutup, setelah itu mulai beroperasi kembali,” ungkapnya. Ia berharap Pemkab Luwu bertindak tegas dengan menutup seluruh cafe yang ada di kawasan Ulo-ulo.

Dibanding Pemkab Luwu, Pemkot Palopo bekerjasama dengan Polres sudah terlebih dahulu bertindak tegas. Tahun lalu, kawasan THM Labombo ditutup total. Minuman keras pun dilarang dijual. (Andi Fitri)

ADVERTISEMENT