PAPUA–Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali beraksi di Kampung Onggolan, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Selasa (13/4/2021). Setelah menembak mati dua guru asal Tana Toraja, Sulawesi Selatan, beberapa hari lalu, sekelompok KKB beraksi membakar rumah milik warga Toraja di Beoga.
Rumah yang dibakar tersebut milik Junaedi Arung Sulele. Selama ini, Junaedi bermukim di Beoga bekerja sebagai kepala SMPN 1 Beoga. Dia adalah rekan
Oktavianus Rayo dan Yonatan Renden, dua guru asal Toraja yang tewas ditembak KKB.
Selain membakar rumah Junaedi, KKB juga membakar rumah Manase Mayau, Wakil Ketua DPRD Puncak. Dua rumah yang dibakar lokasinya tidak berjauhan dan rata dengan tanah usai dibakar.
Junaedi diketahui merupakan saksi mata kasus penembakan Yonatan Renden, pada Jumat 9 April 2021. Ia juga pada saat evakuasi jenazah guru Oktovianus Rayo dan Yonatan Renden, ikut mendampingi hingga ke Timika.
Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi, Kombes Pol Iqbal Alqudussy, membenarkan adanya peristiwa pembakaran rumah Junaedi dan Wakil Ketua DPRD Puncak di Beoga.
“Benar ada pembakaran rumah,” kata Iqbal dilansir KORAN SERUYA dari Seputarpapua.com, Rabu (14/4/2021).
Sementara itu, Anggota DPR RI, Dede Yusuf mengutuk aksi tidak berprikemanusiaan yang dilakukan KKB di Papua, mulai kasus penembakan dua guru asal Toraja, pembakaran rumah, termasuk pembakaran 12 ruang sekolah di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.
Dede Yusuf yang tidak lain Wakil Ketua Komisi X DPR RI minta aparat menindak tegas KKB. “Apa pun yang namanya meneror masyarakat harus segera ditindak. Dan berikan sikap yang tegas. Apa pun yang namanya meneror masyarakat harus segera ditindak. Dan berikan sikap yang tegas,” jelas Dede Yusuf.
“Karena tiap jengkal tanah Indonesia harus dilindungi oleh negara. Apalagi dunia pendidikan harus diperhatikan oleh pemerintah. Baik setempat maupun pusat,” lanjutnya.
Sementara itu, Kombes M Iqbal Alqudussy mengatakan pihaknya sudah mengidentifikasi para pelaku. Ia menambahkan pembakar sekolah-sekolah di Papua berjumlah 40 pelaku. “40 orang,” kata Iqbal kepada detikcom. Iqbal menjawab pertanyaan wartawan soal jumlah pelaku yang membakar sekolah di Papua. (***)