LUTIM — PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) menerima kunjungan Komisaris Utama (Komut) Mining Industry Indonesia (MIND ID) Letnan Jenderal (Purn) Doni Monardo di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, 27-29 Desember 2021. Kedatangan Doni Monardo merupakan yang pertama kali sejak MIND ID selaku holding industri pertambangan resmi menjadi pemegang saham terbesar kedua di PT Vale dengan kepemilikan 20 persen.
Kunjungan hari pertama diisi dengan perkenalan antara rombongan MIND ID dengan Manajemen dan leaders dari sejumlah departemen di PT Vale. Selain itu, berlangsung pula penanaman Eboni dan Agathis di fasilitas pembibitan modern (nursery) sebagai simbol dukungan PT Vale dan MIND ID terhadap rehabilitasi lahan pascatambang secara berkelanjutan. Pada hari kedua, rombongan mengunjungi area operasional PT Vale, antara lain Process Plant, Mining Harapan, dan PLTA Balambano.
CEO PT Vale, Febriany Eddy meminta dukungan MIND ID agar proyek pengembangan smelter di Bahodopi dan Pomalaa bisa terealisasi pada 2022. Bagi PT Vale, keberlangsungan proyek tersebut tak sekadar memenuhi amanat Kontrak Karya, tetapi juga kewajiban moral kepada masyarakat setempat.
“Mudah-mudahan kami bisa melaksanakan tahap groundbreaking di Bahodopi pada kuartal pertama, sedangkan di Pomalaa diperkirakan bergulir pada kuartal ketiga tahun 2022,” ucap Febriany.
Febriany juga menegaskan komitmen PT Vale dalam menjalankan praktik-praktik pertambangan berkelanjutan. Kepedulian terhadap kehidupan generasi mendatang dan pelestarian lingkungan ditunjukkan dengan upaya PT Vale yang secara konsisten tidak pernah mengekspor bijih nikel mentah sejak awal berdiri tahun 1968 hingga kini. Hasil produksi diekspor setelah melalui proses pengolahan menjadi produk antara (nikel dalam matte).
Komisaris Utama MIND ID Doni Monardo mengungkapkan rasa bangga kepada PT Vale yang telah berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini berharap agar masyarakat di kawasan bisa lebih sejahtera, sejalan dengan pertumbuhan PT Vale.
“Pelibatan masyarakat juga sangat penting untuk mendorong keberlanjutan, terutama dalam pemulihan ekosistem. PT Vale harus bisa menumbuhkan kesadaran kolektif agar masyarakat bisa tergerak untuk turut melestarikan lingkungan,” tutur Doni Monardo.
MIND ID mengapresiasi upaya PT Vale dalam menjaga ekosistem, terutama kehati-hatian dalam membuka kawasan hutan dan segera melakukan rehabilitasi lahan pascatambang. Sejumlah masukan pun diberikan oleh Doni Monardo kepada PT Vale agar aktivitas tersebut berjalan lebih inovatif dan efisien, menghindari rehabilitasi secara konservatif berbiaya tinggi.
Di sisi lain, menurut mantan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 ini, banyak perusahaan tambang yang mengabaikan komitmen rehabilitasi. Akibatnya, bencana alam seperti banjir bandang pun terjadi di sejumlah daerah. Sanksi administratif berupa pencabutan izin operasional menjadi usulan untuk dikenakan bagi perusahaan-perusahaan yang tidak berupaya serius dalam melakukan rehabilitasi lahan pascatambang.
“Beberapa cara rehabilitasi inovatif dan efisien antara lain penerapan perlakuan khusus terhadap vegetasi sebelum lahan dibuka, budidaya Eboni yang saat ini menjadi tanaman langka, dan penanaman pohon endemik di awal musim hujan,” terang mantan Danjen Kopassus ini.
Eboni sendiri memiliki nilai ekonomi sangat tinggi dan menjadi material berkualitas untuk alat musik, furnitur, dan ornamen interior. Tak hanya budidaya Eboni, mantan Pangdam XVI/Pattimura ini, juga meminta agar PT Vale Indonesia Tbk membudidayakan Bitti. Bitti merupakan jenis kayu unggulan Sulawesi Selatan yang sudah langka.
“Jika PT Vale mampu membudidayakan tanaman khas Sulawesi selatan yang langka tersebut, saya pastikan perusahaan ini akan semakin dicintai warga bugis dan Makassar dan secara umum warga Sulsel. Karena telah mengembalikan kejayaan nenek moyang mereka, dengan membudidayakan dua tanaman tersebut ,” ungkap mantan Pangdam III/Siliwangi ini. (***)