Mensos Tri Rismaharani, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani Bicara Kiprah Perempuan di Masa Pandemi

428
ADVERTISEMENT

MASAMBA–Hari Kartini 2021 menjadi momen kebangkitan melawan pandemi Covid-19.

50 Perempuan berpengaruh dan perjuangannya melawan Pandemi menjadi topik untama yang dibahas dalam diskusi online yang digelar oleh Media Tempo dalam rangka memperingati hari Kartini, Rabu (21/04/2021).

ADVERTISEMENT

Hari Kartini 2021 menjadi momen kebangkitan melawan pandemi Covid-19. Wabah virus corona tidak hanya berdampak kepada kehidupan masyarakat tapi juga perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi tergerus sampai minus lima persen pada kuartal II 2020. Kesempatan kerja berkurang, pemutusan hubungan kerja, kegiatan usaha menurun, pendapatan menurun yang berakibat kepada kesejahteraan dan lainnya.

ADVERTISEMENT

Memperingati hari kartini 2021 Media Tempo menggelar diskusi online dengan topik 50 Perempuan berpengaruh dan perjuangannya melawan Pandemi. Diskusi yang dibagi dalam beberapa sesi ini, menghadirkan pembicara tokoh-tokoh perempuan berpengaruh di Indonesia.

Khusus di sesi ketiga, yang akan m,enjadi pembicara adalah Menteri Sosial RI Tri Rismaharani, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, Walkot Tj Pinang Rahma, Bupati Indramayu Nina Agustina, Bupati Rote, Ndau Paulina Haning Bullu dan Bupati Singkawang, Tjhai Chui Mie.

Disesi ini, membahas tentang bagaimana memaksimalkan program bantuan sosial untuk gerakkan ekonomi di masa pandemi. Kesempatan itu Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menyampaikan, pandemi Covid-19 tidak hanya menghantam sektor kesehatan, namun imbas ke sektor ekonomi juga sangan besar.

“Pada hakekatnya program bantuan sosial BST, PKH, UMKM ini adalah upaya menjanga konsumsi rumah tangga tetap terjaga,” kata Indah mengawali pemaparanya.

Bantuan Sosial Tunai (BST) kata Indah menjaga konsumsi rumah tangga tetap terjaga. Hanya saja kata Indah diawal penyaluran BST masih ada beberapa sasaran penerima kurang tepat.

“Ada catatan kelompok yang mendapatkan bantuan ini perlu utuk di verifikasi, pemda berharap diberikan waktu yang cukup, dan ini juga sebagai masukan kepada Kementerian Sosial. Karena jika data kuran tepat sasan bantuan juga bisa tidak tepat sasaran,” tutur bupati perempuan pertama di Sulsel itu.

Dia mengungkapkan koreksi paling besar di penyaluran BST, apalagi jumlahnya cukup besar, “Misalnya tiba tiba Luwu Utara dapat belasan ribu, dan data serba tiba tiba. Bayangkan kami diminta memferivikasi data hanya dua hari, waktu itu sempat saya tidak mau, karena saya yakin dalam waktu dua hari melakukan ferivikasi data itu sangat sulit,” pungkasnya

“Karena ada yang sudah terkoreksi, tervalidasi tapi juga ada yang belum. Makanya kami usulkan yang diberikan yang sudah tervalidasi saja, dengan harapan pemda tetap diberikan kesempatan untuk tetap mengusulkan perbaikan data, agar tujuan dan sasaran bantuan itu tercapai,” sambung ibu dua anak itu.

Terkait UMKM pemda Luwu Utara sejak triwulan ke tiga dan ke empat 2020, penyaluran bantuan terfokus pada UMKM dan tidak lagi menyentuh sektor rumah tangga, karena pemda menganggap sektor rumah tangga bantuan dari pemerintah pusat sudah cukup, tinggal tingkat ketepatan dan validasi data saja yang perlu dibenahi.

“Kami mendorong UMKM, industri kecil menengah karena kami harapkan jika sektor ekonomi di dorong akan punya multiplayer efek. Karena jika industri kecilnya bergerak, secara otomatis juga akan membuka lapangan pekerjaan dan semakin banyak orang yang mendapat manfaat,” jelas Indah

Ketika pemerintah mendorong Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), pemda Luwu Utara langsung mengusulkan sekitar 13.200 UMKM dan yang terealisasi ada 6.462 yang mendapatkan bantuan RP 2,4 juta per orang.

” Kalau dari pemda Luwu Utara karena mendapat reward penanganan Covid-19. Sebagian besar dananya juga kami tujukan untuk kelompok UMKM, baik itu pelatihan termasuk pelatihan digitalisasi pemasaran,” ungkapnya.

“Karena UMKM kita cukup produktif, tapi hambatanya lagi adalah pemasaran, makanya dari pelatihan digitalisasi pemasaran ini kita harap prodak UMKM kita dapat pasar, karena percuma juga produktif tapi prodaknya tidak terserap oleh pasar,” tutup Indah.

(*)

ADVERTISEMENT