PALOPO–Hari Jadi Luwu (HJL) dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL) kembali di peringati. Tahun ini, Kabupaten Luwu Utara di tunjuk selaku tuan rumah HJL yang ke-753 dan HPRL ke-75.
Empat kabupaten/kota di Luwu Raya selama ini secara bergiliran menjadi tuan rumah peringatan HJL dan HPRL. Sejumlah tokoh di Tana Luwu punya pandangan tersendiri terhadap pelaksanaan peringatan HJD dan HPRL.
Ketua Pengurus Besar Kerukunan Keluarga Luwu (PB KKL) Raya, Buhari Kahar Muzakkar, berpendapat jika momentum itu, seharunsya menjadi ajang untuk menumbuhkan rasa persatuan antar sesama Wija To Luwu (WTL).
Sebab katanya, momentum ini, juga menjadi salah satu momentum untuk memikirkan pembangunan Tana Luwu kedepannya.
“Demikian juga pentingnya seluruh elemen, pemerintah daerah, masyarakat dan termasuk WTL yg berada di luar tana Luwu membangun kekompakan utk kemajuan tana Luwu kedepan,” katanya.
Menurutnya, dengan bersatunya para tokoh asal Tana Luwu, maka agenda besar yang menjadi cita-cita para leluhur bisa dapat secepatnya teralisasi.
“Seperti misalnya utk agenda2 besar seperti pemekaran daerah atau menuju pembentukan provinsi Luwu Raya, itu kan dibutuhkn adanya semangat kebersamaan,” pungkasnya.
Hal senada disampaikan oleh, Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Luwu, Ahkam Basmin Mattayang. Dia berpendapat berpendapat jika momentum ini harusnya memberi motivasi kepada para generasi muda, untuk dapat membuktikan kualitas yang mereka miliki.
Sebab katanya, itu tidak terlepas dari jejak sejarah Tana Luwu sebagai kerjaan tertua di Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Tentunya kita semua punya harapan yang sama, Bahwa sejarah luwu sebagai kerjaan tertua di sulawesi harus menjadi motivasi untuk kita generasi sekarang,” katanya.
“Apa yang di cita-citakan oleh para leluhur, termasuk semboyan Wanua Mappatuo Naewai Alena itu, harus kita buktikan dengan segala kemampuan yang kita miliki,” sambung Sekretaris BKPSDM Luwu itu.
Termasuk katanya, semangat perjuangan para leluhur tidak boleh padam, namun juga ditanamkan kedalam hati dan semangat para generasi muda, sehingga kegiatan yang diperingati setiap tanggal 23 Januari setiap tahunnya itu, tidak hanya menjadi ajang seremonial belaka.
“Semangat perjuangan itu tidak boleh padam, atau bahkan hanya akan di jadikan sekedar seremonial saja,” tegasnya.
Dia juga berharap, agar para generasi dapat memperlihatkan semangat perjuangan mereka, dalam membangun daerah dengan mengeluarkan segala potensi yang mereka miliki.
“Anak-anak muda generasi penerus harusnya tetap memperlihatkan semangat perjuangannya, guna membangun daerah dan menjaga keutuhan negara, tentunya sekali lagi dengan segenap kemampuan yang kita miliki masing-masing,” pungkasnya. (Har)