JENEPONTO–Dalam banyak kesempatan, Gubernur Nurdin Abdullah selalu menggaungkan bahwa pihaknya akan menjadikan Jeneponto sebagai pusat industri garam nasional.
Alasanya, kata Nurdin, “karena garam ini kita impor, padahal potensi garam di Jeneponto ini luar biasa,” kata Nurdin Abdullah di rumah jabatan Bupati Jeneponto, Rabu (6/1/2021), kemarin.
Ia berharap, di Jeneponto 10.000 hektare lahan yang ada dapat dimanfaatkan untuk dikembangkan menjadi industri garam.
Hal yang juga dapat dilakukan oleh pemprov kata Gubernur adalah dengan memberikan bantuan keuangan daerah kepada perusahaan daerah Jeneponto.
“Saya kira tidak akan ada yang sulit, tinggal apakah kita support Pak Bupati dalam bentuk keuangan untuk memanfaatkan perserodanya untuk membangun industri garam, itu bisa saja sambil kita carikan mitra untuk pengelolaan,” sebutnya, mengutip SindoNews.
Sebelumnya dalam kunjungan di Desa Kalumpangloe, Kecamatan Arungkeke, 1 November 2018 lalu, hal ini telah dirumuskan.
“Kita punya banyak keunggulan seperti garam. Bahkan kemarin kita sudah rumuskan bersama dengan Pak Bupati, mendorong percepatan pembangunan. Kita rumuskan ingin jadikan pusat industri garam nasional Jeneponto ini,” papar Nurdin Abdullah.
BPPT Dorong Jeneponto Jadi Pusat Pengembangan Garam Nasional
Sementara itu, di suatu waktu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pernah juga mendorong peningkatan produksi garam sebagai upaya berkontribusi dalam pembangunan di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material BPPT Eniya Listiani Dewi ketika itu menyatakan, pihaknya tertarik untuk mengembangkan produksi garam di Kabupaten Jeneponto, Sulsel.
Selama dua tahun, kata dia, waktu itu Rabu 17 Oktober 2018, BPPT telah melakukan penelitian dan pembahasan terhadap proyek itu dan menargetkan Jeneponto menjadi pusat pengelolaan garam nasional.
“Potensi pengembangan industri garam memang sangat besar di kawasan timur Indonesia. Hanya, masih harus dilakukan revolusi lahan dan digarap dengan metode berbeda,” ujarnya di Makassar saat itu.
(iys)