OPINI : Eril dan Amalan Rahasia

218
Nurdi. (Foto : ist)
ADVERTISEMENT

Eril dan amalan rahasia
Oleh : Nurdin

Sungai Aaree di Swiss saat ini menjadi sorotan publik Indonesia. Pasalnya, putra pertama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hilang saat berenang di sungai itu, Kamis (26/5/2022) waktu setempat yang kini jenazahnya telah ditemukan dan telah dimakamkan.

ADVERTISEMENT

Ada yang menarik untuk menjadi renungan atas meninggalnya anak sulung Kang Emil, Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril sehingga kematiannya di doakan oleh ribuan orang, disalat gaibkan di banyak pesantren bahkan di berbagai daerah, yang bahkan belum pernah terjadi pada anak-anak pejabat sebelumnya.

Saya mencoba untuk membuka beberapa bacaan baik di sosial media maupun WA dari beberapa kawan, rupanya ada amalan yang bahkan Kang Emil pun baru mengetahui sepulang dari Swiss, yang mana seorang security bercerita kepadanya;

ADVERTISEMENT

“Bahwa selama saya mengabdi di sini, sudah sekian lama mengabdi sebagai security, baru kali ini ada anak pejabat yang hampir setiap harinya, keliling samperin semua satpam, security, petugas lainnya untuk meminta maaf dan berbagi sedikit keberkahan dari rezkinya, dan ini belum pernah dilakukan oleh anak-anak pejabat yg sebelum-sebelumnya”.

Ternyata amalan rahasia Eril salah satunya adalah sering meminta maaf dengan sesama dan sering berbagi tanpa diketahui oleh orang lain (berbagi secara sembunyi-sembunyi) hal ini sejalan dengan salah satu hadis nabi.

“Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah SWT dalam naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya. Di antaranya, seorang yang mengeluarkan suatu sedekah, tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya.”

Selain itu, Allah SWT telah memperlihatkan bagaimana Allah SWT sangat mengapresiasi amalan sosial ini, amalan sedekah sehingga memaknai beribadah itu bukan hanya berdiri di atas sajadah panjang nan harum namun bagaimana perlakuan kita kepada sesama manusia ciptaan Tuhan, bagaimana kita berempati atau turut merasakan apa yang dirasakan oleh saudara kita yang secara ekonomi berada di bawah.

Untuk itu mari kita untuk terus memperbanyak amalan-amalan seperti bersedekah sebab kita tidak pernah tahu kapan kita akan kembali kepada Allah dan kita juga tidak pernah tahu amalan apa yang nantinya akan membuat Allah merahmati dan meridhoi kita. (*)

ADVERTISEMENT