Penulis: Supardi
(Ketua Bidang Partisfasi dan Pembangunan Daerah HMI MPO Cabang Palopo)
KAMPUS adalah tempat para Mahasiswa berkumpul dan belajar guna menggalih ilmu pengetahuan yang dilandasi dengan teori epistemik dan membentuk karakter serta jiwa leadership, tetapi belajar dibangku kelas kampus tidaklah cukup untuk membangun karakter dan jiwa leadership.
Maka dibutuhkanlah wadah pembelajaran yang terlepas dari konsep kurikulum pendidikan kampus yang disebut lembaga kemahasiswaan seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).
HMI adalah lembaga eksternal kampus yang bersifat independen yang tidak terikat oleh lembaga manapun yang bertempat diluar pagar kampus.
HMI merupakan organisasi perkaderan dan perjuangan yang berasaskan Islam yang telah turut serta mewarnai dinamika kebangsaan sejak berdirinya pada tanggal 5 februari 1947 dan masih tetap berdiri dan eksis hingga hari ini.
Tidak bisa dipungkiri bahwa HMI dengan usianya yang sudah tidak muda lagi telah banyak mencetak kader-kader yang memiliki sumbangsi besar terhadap bangsa dan negara melalui jenjang perkaderannya.
Perkaderan merupakan proses penanaman epistemik dan pembentukan pola pikir pada diri Mahasiswa.
Perkaderan tidak hanya dipandang sebagai forum yang merupakan titik final dari sebuah narasi berpengetahuan namun lebih dari itu merupakan sebuah upaya tersistematis organisasi, agar organisasi tidak tertelan oleh zaman, sehingga eksistensi organisasi dapat dipertahankan yang dapat memberi sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan dan ummat.
HMI memandang Perkaderan tidak hanya semata-mata sebagai ajang temu panggung eksistensi, tetapi juga diharapkan dapat melahirkan insan pewaris peradaban yang nantinya mampu mengantarkan HMI kegerbang kejayaan serta bertanggung jawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhoi Allah SWT sebagaimana yang kita harapkan bersama.
Disamping itu, perkaderan juga merupakan proses transformasi pengetahuan, transformasi gagasan, transformasi sosial yang lebih humanis yang meniscayakan akan melahirkan inisitaf dan ide-ide kreatif dalam setiap diri kader HMI yang senantisa mengatakan kebenaran dalam kondisi apapun
Sebagai wujud perjuangan dan tanggung jawab sosial yang di embankan kepada setiap manusia sebagai khalifah dimuka bumi, dan mampu mengambil sikap dalam melihat atau menghadapi kondisi yang ada disekitarnya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian dan persatuan Ummat bangsa dan negara.
Hasil survey Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang diterbitkan pada maret 2019 lalu memotret sekelumit masalah pendidikan Indonesia tergolong rendah karena indonesia berada di urutan ke 74 dari 79 negara yang disurvey.
Hal ini menunjukkan bahawa kualitas Indonesia mengalami degradasi dari Aspek pendidikan, sehinggah HMI dalam hal ini turut bergerak dengan caranya sendiri untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan kualitas pelajar melalui jenjang pendidikannya yang telah diatur dalam pedoman perkaderan yang telah lama dianut oleh HMI secara kelembagaan untuk mengisi ruang literasi. (*)