Orangtua Murid Ngaku Resah Jika Sekolah Dibuka di Tengah Covid-19…., “Pak Wali, Kami Khawatir Anak Kami Tertular…”

633
ILUSTRASI
ADVERTISEMENT

PALOPO–Meski Pemerintah Kota (Pemkot) Palopo melalui Dinas Pendidikan belum mengeluarkan edaran mengenai ‘back to school’ tahun ajaran baru 2020/2021 di
tengah pandemi covid-19, namun dipastikan sesuai kalender pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, aktivitas belajar mengajar di sekolah
akan dimulai 13 Juli 2020.

Namun, di tengah pandemi virus corona, banyak orangtua murid resah dan khawatir, jika aktivitas sekolah akan dibuka mulai 13 Juli 2020 mendatang. Bahkan, di
Kota Palopo, sejumlah orangtua murid mengaku khawatir. Bahkan, sebagian besar dari warga Palopo yang dimintai komentarnya oleh KORAN SERUYA, mengaku tidak setuju apabila anaknya sekolah saat pandemi virus corona atau covid-19 belum benar-benar selesai dengan sempurna.

ADVERTISEMENT

“Andaikan sekolah tetap dibuka saat masih ada virus Corona, saya tidak akan suruh anakku pergi sekolah, keselamatan dan kesehatan anakku lebih utama,” tulis
Kemal Eden Malinta, salah seorang pengusaha di Kota Palopo melalui akun Facebook-nya, tanggal 27 Mei 2020 lalu.

Harry Ady, warganet lainnya, berpendapat di kolom komentar Eden, bahwa kalau disuruh buka sekolah, bisa-bisa orangtua siswa pergi demo di kantor Walikota
Palopo. Ardy ikut khawatir jika sekolah dibuka di tengah masa pandemi corona.

ADVERTISEMENT

“Kebayang tidak, anak-anak itu kan enggak betah lama-lama pakai masker, faceshield, pasti dilepas-lepas di sekolah. Belum lagi pemahaman gurunya,” ujar
Jusriana, salah satu orangtua murid di Benteng Raya, Kota Palopo, ikut khawatir jika sekolah dibuka ditengah pandemi corona.

Orangtua murid lain pun bernama Wanti, warga Jalan Pongsimpin, Kelurahan Pajalesang, Kota Palopo, ikut berpendapat senada. Menurutnya, ia saat ini masih
tidak habis pikir apabila nanti anaknya bersekolah kembali. “Galau parah ini, anak-anak masih pada bocah-bocah, kita sangat khawatir-lah,” katanya.

Pengacara senior di Kota Palopo, Harla Ratda, ikut berpendapat. “Pemerintah perlu lebih bijak membuat kebijakan mengenai aktivitas pendidikan di masa pandemi
corona. Terlebih bagi anak-anak usia sekolah PAUD, TK, dan SD. Sebaiknya ada kebijakan khusus bagi mereka, belajar di rumah. Tentulah orangtua murid khawatir
jika anak-anaknya berada di sekolah di tengah pandemi corona,” katanya.

Cindra Rahmad Hanafi, warganet lainnya ikut khawatir. “Pastinya orang tua sangat khawatir jika anak2nya sudah masuk sekolah di tengah pandemi covid19 yang belum kelar2 permasalahnya. Bagaimana jika sampai ada anaknya yang terkena. Mskipun sudah menerapkan peraturan2 selama Corona tapi kita tidak tau apa yang akan terjadi diluar nnti. Kalau memang pemerintah ingin menyekolahkan anak2 meski ditengah2 Corona saat ini, menurut saya siapkan fasilitas2 perlindungan yang lengkap disekolah2 seperti tempat cuci tangan dll,” komentar Cindra di postingan akun KORAN SERUYA, Jumat (29/5/2020).

“Sy termasuk slh satu ortu yg sangat cemas…krn anak sy jiwa sosialx tinggi,ala makanan,minum,alat tulis menulis sll berbagi dgn temanx….klu bisa jgn dl sekolah,krn walau anak kita peduli dan care sama semua aturan yg ada tp blm tentu anak2 yg lain….yg tdk bisa sy bayangkn bila di dlm rmh itu ada 3 orang anak,mgkn satu orang di sd,smp dan sma…bgmn bisa di tahu yg mn yg bawa virus pulang ke rmh…,” komentar Rosa Azis, warganet lainnya.

Nisry Al Gunawan berpendapat lain. Menurut dia, bisa saja sekolah diaktifkan, tapi jumlah siswa dalam kelas dibatas. “Kecuali 10 org sj dlm klas tdk boleh pindah2 t4 duduk…ndk boleh berbgi mknnan tdk boleh kluar main,” katanya.

Ramdani, warganet lainnya berpendapat. Menurut dia, sesuai arahan Komisi Perlindungan Anak, sebaiknya sekolah dibuka setelah pandemi covid-19 berakhir. “Ini solusi paling efektif,” katanya.

Nina Putri berpendapat, bahwa namanya orangtua pasti khawatir jika anaknya di sekolah di tengah pandemi covid-19. “Namax orang tua jelas kwatir…kondisi anak” beda”…#bisa kah jika dlm satu kelas anak belajar bejarak,( susunan bangku di atur ) ,kelas steril ,pake masker , dll sesuai dgn protokol kesehatan ??? Mungkin ada brp skolah bisa,dan pasti ada yg tidak mampu..!?? Solusix pemerintah??!! Skolah??? Orang tua???
Tidak skolah ?? Kasian anak” drmh,” katanya, memberi saran.

Banyaknya kekhawatiran orangtua murid jika sekolah dibuka di tengah pandemi, sangat beralasan. Sebab, sampai saat ini, sekolah di berbagai daerah, termasuk di Kota Palopo, belum bersiap menghadapi aktivitas pendidikan dibuka di tengah pandemi. Belum ada kesiapan sekolah menyambut ‘new normal’ dimana berbagai hal diatur sesuai protokol kesehatan penanganan covid-19.

Yang paling urgent, dalam penanganan covid-19, kelas diatur dimana jumlah siswa dalam ruangan kelas atau lebih dikenal dengan istilah rombongan belajar diatur. Jika selama ini rombongan belajar sekitar 25 orang per kelas, bisa saja diatur jadi 10 orang per kelas. Namun, pertanyaannya siapkah sekolah mengatur rombongan belajar di tengah keterbatasan ruangan kelas?

Sebaiknya, pemerintah daerah, dalam hal ini kepala daerah mengambil kebijakan mengenai aktivitas pendidikan di tengah pandemi tetap memperhatikan aspirasi warga, terutama kekhawatiran orangtua murid. Pak Wali, tolong dengar aspirasi warga kota ‘Idaman’ Palopo. (tim)

ADVERTISEMENT