LUTRA – Jika ke Rampi, sebuah wilayah terpencil nan terisolir di Kabupaten Luwu Utara, warga pasti akan melalui ruas jalan yang sangat sempit. Ruas jalan tersebut hanya bisa dilalui satu motor saja, dan durasi tempuhnya bisa sampai sejam, mengingat medannya yang begitu ekstrem.
Apalagi kalau musim penghujan. Butuh perjuangan ekstra untuk melalui jalan yang kemudian sering disebut sebagai jalan ‘terowongan’ oleh para pengojek.
Itu dulu. Saat ini, Pemda Lutra melalui Dinas PUPR, tengah berupaya menggenjot perbaikan jalan ‘terowongan’ tersebut. Hingga saat ini, sudah ada lima titik terowongan ke Rampi yang sudah terbuka.
Tentu semua ini tak lepas dari tangan dingin Kepala Dinas PUPR, Suaib Mansur, yang tiada lelah berjuang agar jalan tersebut bisa dilalui dengan lancar. “Alhamdulillah, sudah ada lima titik terowongan menuju Rampi yang telah terbuka,” ungkap Suaib Mansur.
Meski demikian, masih ada titik yang membutuhkan pekerjaan ekstra, yaitu jalur Lappe Lila. Jalur itu akan terus diupayakan, mengingat tekstur tanahnya masih labil, berpasir dan berbatu.
“Posisi alat berat sekarang tinggal 2 km menuju Leboni, desa pertama yang didapat kalau dari Masamba. Ini sementara kita upayakan karena medannya juga menanjak,” katanya. Intinya, jalan terowongan yang selama ini menjadi momok bagi pengojek sudah tidak ada lagi. (lh/liq)