PALOPO — Puluhan murid beserta orangtua kembali melakukan aksi demonstrasi di Kantor Walikota, Dinas Pendidikan dan gedung DPRD Kota Palopo, Senin (23/7/18). Mereka didampingi oleh masyarakat Peduli Pendidikan Kota Palopo bersama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Palopo.
Mereka menuntut agar murid baru sebanyak 141 orang dari 5 Sekolah Dasar Negeri (SDN) tetap melanjutkan pendidikan. Itu setelah Dinas Pendidikan mengeluarkan murid tersebut karena mendaftar melalui jalur offline. Sementara Disdik sudah menetapkan lima sekolah itu masing-masing SDN 12 Langkanae, SDN 1 Lalebbata, SDN 3 Surutanga, SDN 30 Mattirowalie dan SDN 32 Lagaligo hanya boleh menerima murid melalui jalur online. Para kepala sekolah juga masih ngotot melalui kebijakannya agar tetap menerima murid tersebut.
BACA JUGA :VIDEO : Kasihan, Puluhan Murid di Palopo Turun ke Jalan
Massa memulai aksi di depan kantor walikota di jalan Andi Djemma, hanya saja tak ada pihak yang menemui mereka. Beberapa menit menyampaikan orasi, mereka putar haluan ke kantor Disdik dengan jalan kaki. Ada yang menggunakan kendaraan roda dua. Dari kantor Disdik, mereka melanjutkan aksi di gedung DPRD Palopo. Massa akhirnya diterima di ruang musyawarah DPRD Kota Palopo oleh wakil Ketua I, Hj Hasriani dan sejumlah anggota komisi I lainnya yang membidangi pendidikan.
Jenlap aksi Arifin Zainuddin Laila menunut agar murid yang sebelumnya dikeluarkan agar kembali diterima disekolah sebelumnya, dirinya juga mendesak agar Kepala Dinas Pendidikan Kota Palopo untuk membuat pakta integritas dan bertanggungjawab atas kejadian ini agar dikemudian hari tidak lagi terulang. “Kami mendesak agar pihak dinas pendidikan dapat mengintruksikan kepada seluruh kepala sekolah untuk menerima kembali siswa yang sebelumnya dikeluarkan,” pintanya.
Setelah mendengar aspirasi pengunjuk rasa, DPRD Palopo belum bisa mengambil keputusan final. Itu lantaran walikota Palopo dan Kadisdik sedang melakukan perjalanan dinas di luar daerah. Pertemuan dengan walikota dan kadisdik kembali diagendakan Senin, 30 Juli mendatang. “Sembari menunggu kadis pendidikan dan Pj walikota yang sementara di luar daerah, seluruh siswa dapat kembali ke sekolah masing-masing dan tentunya wajib mendapat perlakuan yang sama dengan para siswa lainnnya,” kata Hasriani kepada para demonstran.
Salah satu orangtua siswa, Aslinda Pama, mengatakan bahwa dirinya dan orang tua siswa lainnya, tetap akan menyekolahkan anaknya di sekolah yang telah ditempatinya saat ini. “Kami akan tetap menyekolahkan anak kami di sekolah tersebut karena anak kami sudah sekolah selama dua hari dan sudah saling kenal dengan siswa lainnya. Jika mereka dipindahkan ke sekolah lain, akan berdampak pada kejiwaan anak-anak,” terangnya.
Kepala SDN 30 Mattirowalie, Suriana, menegaskan akan tetap mempertahankan anak-anak tersebut untuk bersekolah di SD yang dipimpinnya. “Kami akan tetap menerima murid itu,” katanya. (asm)