JAKARTA – Anggota Komisi VIII Muhammad Fauzi mempertanyakan masih banyaknya kuota haji nganggur alias tak terpakai di tahun 2019. Sementara di daerah pemilihannya, Sulawesi Selatan III masyarakat harus menunggu hingga 22 tahun untuk berhaji.
“Ada lebih dari 500 kuota haji tidak terpakai di tahun 2019. Jangan sampai Tuhan marah karena kita kufur nikmat. Kenapa tidak digunakan sementara di daerah saya masyarakat menuggu hingga 22 tahun untuk dapat giliran berhaji,” kata Fauzi dalam rapat kerja dengan Kementerian Agama.
Selain masalah kuota nganggur, Fauzi juga mempertanyakan banyaknya jemaah haji yang berangkat tidak sesuai asal daerah. Sementara di kabupaten/kota setempat masyarakat banyak yang menunggu antrean lama.
“Semoga di tahun depan masalah seperti ini bisa diminimalisir,” katanya.
Masalah tenaga kualitas pendidikan di lembaga yang dibawahi kemenag juga dipersoalkan. Menurutnya, terkadang di satu sekolah hanya ada satu orang guru yang berstatus ASN. Hal ini dinilai sangat berdampak pada kualitas lembaga pendidikan di bawah Kemenag.
“Seperi halnya dana BOS yang jauh lebih seidjit dibandingkan dengan sekolah umum. Hal ini mudah-mudahan bisa ditingkatkan oleh menteri baru,” katanya.
Terkait isu cadar dan celana cingkrang, Fauzi meminta Menteri Agama tidak terlalu banyak mengeluarkan pernyataan yang tidak produktif. “Lebih baik kita fokus pada tugas-tugas Menag yang lebih penting,” katanya.
Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan dirinya melempar pernyataan tersebut untuk menyamoaikan bahwa ketakawaan tidak diukur dengan cadar.
“Ketakwaan seseorang itu tidak diukur dengan cadar. Saya tidak melarang karena itu diautur di instansi masing-masing soal pakaian,” katanya menanggapi isu tersebut. (*/Iys)