PALOPO–Transaksi bisnis dan ekonomi di kota Palopo semakin baik dan meningkat dari waktu ke waktu, meski bayang-bayang resesi ekonomi seperti yang disampaikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu masih menghantui.
Volume perdagangan utamanya dari sektor barang dan jasa serta manufaktur di kota idaman Palopo juga menunjukkan eskalasi penerimaan yang cukup signifikan.
Kepala Badan Pendapatan Daerah kota Palopo, Abd Waris, dalam wawancara khusus dengan Koran Seruya, Senin 10 November 2020 mengakui jika indikator pulihnya ekonomi kota Palopo yang juga merupakan tulang punggung penyanggah ekonomi Sulawesi Selatan itu ditandai oleh perbaikan-perbaikan positif pada sektor penerimaan pajak.
“Koreksi positif atas perekonomian kita di Palopo tercatat dan terekam dalam transaksi pajak dan retribusi daerah. Semakin baik ekonomi, maka transaksi pajak juga akan cenderung semakin meningkat dari waktu ke waktu. Alhamdulillah, kita berada dalam track pemulihan ekonomi yang cukup baik,” ujar Waris.
Dalam data penerimaan, yang dirilis Bapenda Palopo, jelas tersaji di bulan Oktober 2020 lalu, angkanya semakin baik dengan nominal mencapai Rp3.644.926.194,- Sedangkan realisasi dari target yang dipatok sudah mencapai angka 80,17 persen.
Angka 3,6 miliar penerimaan di bulan Oktober itu, 30,08 persen ditopang dari sektor pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, lalu disusul oleh sektor Pajak Penerangan Jalan PLN yang memberi kontribusi sebesar Rp1.054.505.857,- dan penyumbang penerimaan pajak terbesar ketiga bulan lalu itu adalah dari sektor Pajak Restoran yang ikut memberi kontribusi sebesar Rp687.538.923.-
Menariknya, angka penerimaan Bapenda dari sektor pajak PBB khusus di Oktober 2020 saja, adalah sebesar Rp589.234.377, atau sudah mencapai 87,21 persen dari target yang dicanangkan sebesar Rp3.769.000.000,-
Kembali, Kepala Bapenda Palopo itu berharap dalam sisa dua bulan di kwartal terakhir sebelum tutup buku di tahun yang penuh cobaan akibat pandemi Covid-19 ini, Waris berdoa, agar semoga angka penerimaan dapat semakin meningkat, meski kontraksi ekonomi nasional justru mengalami perlambatan, yang bisa berpengaruh pada kebijakan fiskal ekonomi daerah.
“Saya berharap ekonomi kita semakin membaik, di sisa dua bulan ini sebelum tutup buku, kami tetap optimis dan berusaha keras, meski tantangan akibat pandemi virus corona belum juga pulih benar, tapi insya Allah, dalam 3 bulan terakhir, dari data yang ada memang kita sudah mengalami perbaikan-perbaikan mendasar, meskipun ekonomi kita belum bisa Rebound,” pungkas Waris.
Laporan/editor: Iccank Razcal