SDN 06 Bogar Terapkan Pembelajaran Daring dan Luring Bagi Siswanya

335
ADVERTISEMENT

PALOPO–Di masa pandemi Covid-19 proses pembelajaran banyak dilakukan lewat daring. Hal ini membuat sebagian siswa bahkan beberapa guru melakukan secara daring di rumah mereka masing-masing.

Namun berbeda halnya di SDN 06 Bogar yang secara rutin, para guru di sekolah itu tetap disiplin untuk hadir di sekolah untuk memberikan pelajaran lewat daring kepada siswanya.

Kepala SDN 06 Bogar, Masnah SPd mengungkapkan meskipun di tengah wabah pandemi Covid-19, namun para guru dan staf disini tetap hadir dan disiplin untuk mengikuti protokol kesehatan covid-19 seperti mencuci tangan dan menggunakan masker.

“Kami menyediakan ceklok, setiap hari para guru dan staf hadir disini untuk melakukan ceklok dan memberikan pembelajaran secara daring dan sebagian besar juga menggunakan luring,” ujar Masnah yang pernah menjabat sebagai Kepala di SDN 42 Limpomajang Palopo.

Ditambahkan Masnah, strata ekonomi siswa yang tidak merata mengakibatkan proses pembelajaran di sekolah ini tidak sepenuhnya dilaksanakan secara daring karena beberapa siswa tidak semua memiliki HP android.

“Kondisi ekonomi orang tua siswa di sekolah ini berbeda, ada yang berada di bawah, menengah dan ada juga yang sangat mampu sehingga proses pembelajaran secara daring hanya diikuti sekitar 80 persen dari jumlah murid sebanyak 317, 20 persen masih mengikuti pembelajaran secara luring ,di mana siswa ini datang ke sekolah untuk menerima soal dan tugas dari gurunya untuk dikerjakan di rumah,” ujar Masnah yang dulunya pernah mengabdi sebagai guru di SDN 3 Surutanga ini.

Sementara itu Guru Pendidikan Agama Islam(PAI) kelas 1-6, Nurtina SAg MAg. menyampaikan dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini ada beberapa persoalan dan kendala yang dihadapi yakni persoalan kedisiplinan dimana orang tua harus wajib mendampingi anaknya untuk mengikuti pembelajaran secara daring.

“Untuk kelas 1, 2 dan 3 wajib didampingi orang tua karena siswa ini belum mampu menggunakan IT seperti android sementara untuk kelas 4, 5, dan 6 meskipun telah mampu mengoperasikan IT namun dia tidak boleh diberikan kebebasan karena yang namanya internet mengandung hal positif dan negatif, bisa saja anak tersebut menggunakan untuk hal negatif sehingga perlu pengawasan, intinya kesadaran orang tua untuk mendampingi anaknya walaupun kesibukan orang tua cukup banyak namun tetap perlu mendampingi anaknya dalam belajar lewat daring,” jelas Nurtina.

Ditambahkan Nurtina, pihaknya juga memberikan kebijakan kepada orang tua siswa, dimana orang tua murid yang tidak mampu mendampingi anaknya untuk mengerjakan soal jam 8 pagi sampai jam 1 siang karena adanya kesibukan pekerjaan bisa diselesaikan pada waktu sore hingga malam hari.

Adapun dalam mempersiapkan menghadapi proses pembelajaran tatap muka pada tahun 2021 nanti pihak sekolah sudah mempersiapkan diri dengan melengkapi wastafel dilengkapi sabun cair untuk tempat cuci tangan. Selain itu juga hand sanitizer dan termometer gun juga telah disiapkan di sekolah ini. Bahkan pihaknya menyiapkan masker sebanyak 100 buah, untuk mengantisipasi siswa yang tidak menggunakan masker saat hadir di sekolah. (jun)

ADVERTISEMENT