MAKASSAR–Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Khaeroni dihujani kritik dan pertanyaan oleh Anggota Komisi VIII DPR RI saat kunjungan spesifik di Kantor Kemenag Sulsel, Rabu (24/3).
Hal ini bermula dari pernyataan Khaeroni yang menyebut nikah di KUA kurang karena citra negatif di masyarakat.
“Keinginan masyarakat untuk menikah di KUA kurang lantaran ada persepsi kalau menikah di KUA adalah orang yang sudah “begitu-begitu”,” kata Kaheroni didepan sejumlah anggota Komisi VIII.
Anggota Komisi VIII DPR Muhammad Fauzi yang memimpin rombongan dalam kunjungan ini mengatakan persepsi ini harus diubah dan menjadi tugas Kakanwil dan jajaran.
“Kalau benar itu terjadi maka sebenarnya ini adalah tugas Kemenag Sulsel untuk mengubahnya. Apalagi saat ini sejumlah KUA di Sulsel sudah direvitalisasi agar lebih memadai,” terang Fauzi.
Suami bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani ini mengatakan, tugas utama Kemenag adalah mengurusi masalah keagamaan dan pendidikan. Sehingga persepsi itu harus diubah dengan edukasi dan sosialisasi yang lebih gencar lagi dari Kemenag Sulsel.
Anggota Komisi VIII Arwan Aras melontarkan kritik tajam yang meragukan pernyataan Kakanwil tersebut. Dia menduga fenomena itu lebih disebabkan karena budaya orang Sulawesi.
“Saya kira ini lantaran adat masyarakat Sulawesi yang mau menggelar pesta secara ramai dan meriah. Sehingga mereka memilih tidak di KUA,” kata anggota DPR asal Sulawesi Barat ini.
Kunjungan spesifik ini dalam rangka evalusi program revitalisasi sejumlah KUA dan layanan haji dan umrah selama pandemi.
(*)