Malili – Jumlah Pekerjaan PT. Start Mitra Sulawesi (SMS) yang diduga dikerjakan asal-asalan terus bertambah. Bukan hanya di Kecamatan Burau, hasil pekerjaan yang rusak juga ditemukan di Kecamatan Tomin, Kabupaten Luwu Timur.
Proyek peningkatan jalan yang dikerjakan oleh PT. SMS di Dapil III Mangkutana, Tomoni, Kalaena dan Tomoni Timur juga didapati hasil pekerjaan yang sudah mulai rusak.
Hasil pekerjaan yang baru selesai pada Desember 2020 lalu ditemukan anggota DPRD Fraksi NasDem, Made Sariana, saat melakukan kunjungan kerja di Dapilnya.
“Melihat kondisi di lapangan ada beberapa titik yang ada di sana tidak sesuai menurut pandangan kami sesuai kelembagaan, pekerjaannya kurang maksimal, ada yang jebol , ada yang retak, dan terkelupas,” kata Made Sariana, Selasa (22/6/2021).
Dari temuan di Desa Ujung Baru, terkait proyek peningkatan jalan, yang menggunakan APBD 2020, sekitar 1 miliar, rencananya akan dilakukan perbaikan. “Dan mereka mau melakukan perbaikan, tapi waktu kita ke sana belum ada hanya digaris-garis saja,” beber Made Suriana.
Menurut Made Sariana, tidak ada pengembalian karena volume ketebalannya sesuai, hanya saja menurutnya pekerjaan PT. SMS hasilnya tidak maksimal.
“Ketebalan sesuai, cuma kondisi kita lihat disitu, istilahnya itu barang baru selesai kemarin sudah rusak bagai mana klau sudah 1 tahun,” ucapnya.
Dirinya menyebutkan jika pekerjaan yang dilakukan PT.SMS bukan hanya di Desa Baru yang tidak maksimal tetapi ada beberapa lokasi di Kecamatan Tomoni yang hasil pekerjaannya kurang maksimal.
“Banyak pekerjaan dilakukan di Tomoni, hampir semuanya tidak maksimal dan yang parah itu Desa Ujung Baru. Di Desa Margalembo Juga itu ada jebol,” sebut Made Sariana.
Nantinya, permasalahan ini akan dia bawa ke Rapat Paripurna penyampaian pandangan umum terkait hasil kunjungan.
“Nanti kami akan dorong, di pandangan umum fraksi juga akan kami sampaikan karena menurut penglihatan kami di lapangan. Tinggal pemerintah mau seperti apa karena action itu kan ada di pemerintah” cetunsnya.
Terkait beberapa temuan hasil pekerjaan PT. SMS dirinya berharap dengan kondisi seperti itu pemerintah harusnya melakukan pertimbangan terhadap rekanan.
“Harapan saya, kalau melihat kondisi sperti itu, pemerintah harusnya diantara rekanan itu kalau kondisinya seperti itu dipertimbangkan lah semua. Terkait temuan seperti itu apa pertimbangan pemerintah berkaitan dengan rekanan. Yang menggunakan masyarakat, yang dirugikan masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, terkait hasil pekerjaan yang ditemukan, Koordinator Proyek (Kopro) PT. SMS, Hairul mengatakan dalam kegiatan itu Ada titik – titik tertentu yang memang mengalami kerusakan.
“Namun Saat ini sudah dilakukan perbaikan-perbaikan pada titik yang dianggap mengalami kerusakan,”kata Haerul
Adapun yang dianggap mengalami kerusakan itu berada di dua titik, yaitu lapisan pondasi bawa atas (LPA) dengan aspal yang retak.
“Ada dua titik dilakukan perbaikan, lapisan pondasi atas (LPA) dengan aspal yang retak, perbaikan itu sudah menjadi tanggung jawab kami (sebagai rekanan-red),” jelasnya
“Waktu masa pemeliharaan juga belum habis sehingga tanggungjawab rekanan melakukan perbaikan,”tambahnya.
Dikatakan Haerul, kerusakan itu kemungkinan karena adanya lapisan tanah yang labil. Sebab kata Haerul pekerja tersebut telah dilakukan sesuai dengan RAB.
“Dugaan kita sehingga ada kerusakan itu, karna saat pembangunan jalan itu sudah ada jalanya. Artinya, posisi saat pelaksanaan pekerjaan ini sudah sesaui RAB, karna posisi di atas tanah dasar itu jalan sudah ada. Sehingga kita rekanan tidak tau apakah tanahnya labil atau apa,”Jelas Haerul.
Diberitakan sebelumnya, anggota DPRD dari fraksi Hanura juga menemukan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh PT. SMS dengan kondisi rusak di dua desa yakni desa Kalatiri dan desa Batu Putih dengan anggaran miliaran rupiah yang bersumber dari APBD 2020.
(Rah)