PALOPO–Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Kota Palopo, Sulsel, memberi bantuan pulsa data kepada para siswa yang kurang mampu. Itu dilakukan, agar
para siswa tetap dapat mengikuti proses belajar mengajar selama pandemi corona.
Pemberian pulsa data tersebut, untuk menindak lanjuti surat edaran, terkait pelaksanaan proses belajar mengajar dirumah bagi seluruh sekolah di Kota Palopo
selama adanya pandemi Covid-19.
Itu demi menunjang, pelaksaan proses pembinaan, pemantauan dan bimbingan yang dilakukan secara online atau Supervisi Daring.
Hal tersebut, dikatakan oleh Kepala SMP Negeri 3 Palopo, Basri M kepada KORAN SERUYA, Rabu (10/6/2020).
Dia mengatakan, jika dirinya sangat bersyukur lantaran para peserta didik di sekolah yang dipimpinnya tersebut, dapat melaksanakan ujian dan mengerjakan soal
ujian yang telah diberikan.
“Alhamdulillah, sebagian besar siswa sudah aktif mengerjakan soal yang diberikan dengan benar. Kita juga memberi bantuan berupa pulsa data kepada siswa yang
kurang mampu supaya bisa mengikuti proses belajar mengajar agar tidak ketinggalan pelajaran”, katanya.
Lebih jauh, Basir merincikan jika bantuan pulsa gratis tersebut diberikan kepada 140 orang siswa kurang mampu. Data tersebut berdasarkan hasil identifikasi kerjasama antara guru mata pelajaran (Mapel) dan guru bimbingan konseling (BK).
Selain itu, dirinya juga menjelaskan jika pihak guru telah diinstruksikan agar tetap bekerja dari rumah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Work From Home (WFH).
Basir juga berharap, agar pandemi Covid-19 dapat segera berakhir. Sebab katanya, kendati telah menyediakan pulsa data gratis, namun sejumlah kendala masih
kerap dihadapi selama pandemi Covid-19 ini.
Salah satunya, kendala jaringan yang kerap kali menjadi penghambat sehingga, para tenaga pengajar tidak dapat memberikan pelajaran yang begitu maksimal
kepada para siswa.
“Kita berharap semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu agar kita bisa melakukan aktifitas seperti biasanya, karena biar bagaimanapun, tetap lebih efektif
belajar di sekolah mengingat beberapa kendala yang kami alami, seperti leletnya jaringan internet dan tidak leluasanya kami dalam bertanya kepada murid dan
begitupun sebaliknya,” pungkasnya. (Anggi/Sya)