PALOPO–Walikota Palopo, HM Judas Amir, mengaku sangat dilematis untuk mengambil kebijakan kegiatan belajar mengajar atau KMB dilakukan secara tatap muka di tengah pandemi covid-19. Sebab, pembukaan sekolah di luar zona hijau sangat riskan dilakukan, apalagi saat ini pandemi Covid-19 belum menunjukan tanda akan mereda.
“Anak-anak sudah bosan di rumah belajar daring atau online. Apalagi sudah berbulan-bulan. Kondisi ini sungguh sangat tidak mengenakkan. Tetapi, sungguh saya tidak berani mengambil kebijakan mengijinkan sekolah tatap muka diadakan di sekolah sampai saat ini,” ujar Judas Amir, usai mengikuti pelantikan Pengurus Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Palopo periode 2019/2024, di Pelataran Utama Kantor Walikota, Rabu (12/8/2020).
Salah satu alasan mengapa orang nomor satu di Kota ‘Idaman’ ini dilematis mengubah kebijakannya belajar daring dari rumah ke sekolah tatap muka di sekolah, lantaran hingga saat ini, Kota Palopo masih berada di zona orange atau resiko sedang penyebaran covid-19.
Alasan kedua, Judas Amir menyebut, dirinya lebih mengedepankan kesehatan dan keselamatan anak dari ancaman covid-19. “Alasan ini yang membuat saya sangat dilematis,” kata Judas Amir, serius.
Judas pun memahami kegelisahan anak dan orangtua yang harus melakukan sekolah jarak jauh berbasis daring. Bahkan, Judas mengaku sudah banyak menerima keluhan orangtua dan wali anak, yang gelisah belajar online sudah berlangsung berbulan-bulan.
“Belajar dari rumah berbulan-bulan memang kondisi yang tidak mengenakkan. Saya sadari itu. Tetapi saya mohon maaf, keselamatan anak dari ancaman covid-19 lebih utama. Saya tidak mau mengambil resiko ada anak kita terpapar covid-19 di sekolah,” tegas Judas Amir.
Karena sekolah daring dirasakan sudah jenuh baik oleh anak dan orangtua, Judas menyarankan agar kegiatan belajar mengajar diganti dengan hal-hal kreatif non akademik. “Guru jangan hanya memberikan tugas atau pekerjaan rumah saja, karena semakin banyak tugas sekolah dikerjakan di rumah akan semakin membuat anak jenuh. Guru jangan hanya fokus akademik. Belajar kreatif saja, jangan sampai menatap layar berjam-jam belum lagi masalah teknologi jadi penghambat. Ciptakan suasana anak belajar gembira di rumah,” saran walikota dua periode ini.
Di sisi lain, Judas Amir meminta dukungan seluruh elemen masyarakat Palopo, agar bersama-sama memerangi penyebaran covid-19 di Kota Palopo. Caranya, yakni warga dan semua pihak menaati Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 10 tahun 2020 tentang penerapan new normal atau protokol kesehatan. Perwal ini sedang gencar-gencarnya disosialisasikan jajaran Pemkot Palopo bersama Forkominda Kota Palopo.
“Kalau semua warga, termasuk ASN dan semua pihak sudah menaati Perwal ini, Insya Allah Palopo akan kembali ke zona hijau. Kalau sudah bebas dari covid-19, sekolah sudah bisa diadakan di sekolah,” katanya.
Judas menyampaikan ucapan terimakasih kepada jajaran Polres Palopo dan Kodim 1403 Sawerigading, termasuk semua pihak yang selama beberapa hari terakhir ini gencar menyosialisasikan Perwal Nomor 10 tahun 2020. “Saya pantau, sosialisasi sudah berjalan baik, meski ada sanksi push up bagi warga yang ditemukan tidak memakai masker, ini upaya supaya masyarakat menaati Perwal. Sudah saatnya kita bersatu melawan covid-19,” katanya.
Di sisi lain, di tengah masih pandemi covid-19, akibat jenuh, sudah banyak masyarakat seakan tidak mempercayai adanya covid-19. Judas mengaku memaklumi hal tersebut karena aktivitas kehidupan masyarakat berada dalam situasi yang tidak normal.
“Saya contohkan, sekolah anak-anak kita tidak normal sudah berbulan. Belajar dari rumah sangat tidak mengenakkan. Namun perlu saya pertegas, untuk apa kebijakan ini diambil, membiarkan anak-anak kita belajar dari rumah jika covid-19 itu tidak ada?,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Selasa (12/8/2020), sesuai evaluasi perkembangan situasi penyebaran covid-19 atau coronavirus di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), per tanggal 11 Agustus 2020, yang diumumkan Dinas Kesehatan Sulsel, Kota Palopo yang hampir dua bulan berstatus zona merah penyebaran virus corona, akhirnya keluar dari zona merah tersebut.
Kota Palopo bersama dua daerah lainnya yang ada di Luwu Raya, yakni Kabupaten Luwu dan Luwu Utara, masuk zona orange atau daerah penyebaran covid-19 dengan resiko sedang.
“Alhamdulillah, sesuai hasil evaluasi perkembangan situasi penyebaran covid-19 di Sulsel, Kota Palopo sudah keluar dari zona merah. Kita (Palopo) berada di zona orange atau resiko sedang bersama Luwu, Luwu Utara, dan beberapa kabupaten lainnya di Sulsel,” kata Plt Kadis Kesehatan Kota Palopo, Taufiq.
Per tanggal 11 Agustus, jumlah kasus positif covid-19 di Kota Palopo terdata sebanyak 73 warga. Dari 73 positif, sebanyak 48 orang dinyatakan sehat dan 4 orang meninggal dunia. Sedangkan, warga Palopo yang masih menjalani perawatan di Makassar sebanyak 21 orang.
Dengan keluarnya Palopo dari zona merah atau resiko tinggi penyebaran penularan covid-19, kata Taufiq, menunjukkan perkembangan yang baik, sejalan upaya pemerintah dan masyarakat dalam melakukan pencegahan terus digencarkan.
“Dengan berbagai upaya yang terus digencarkan, terutama penerapan Perwal Protokol Kesehatan yang sudah berjalan di Palopo, kita berharap Palopo bisa kembali ke zona hijau. Tentunya butuh dukungan semua pihak, terutama warga agar selalu menaati penerapan protokol kesehatan,” kata Taufiq. (tari)